I’m Going Crazy [3/?]

image


I’M GOING CRAZY
CHAPTER 3
Author: Desi LKim
Genre: Marriage Life and Comedy
Rate : PG-18
Lenght: Chapter
Main Cast: L / Kim Myungsoo (25 tahun) and Bae Suzy (18 tahun)
Support Cast : INFINITE Member, Yoo Seunghoo, Park Jiyeon, Son Naeun, Kim
Sungyeon (OC) and other.
Disclaimer: FF ini murni hasil pemikiran author dan cerita ini hanya fiktif belaka.
Jika ada kesamaan cast, setting dan alur itu hanya sebuah ketidaksengajaan.
Warning: DON’T BASH ME PLEASE.!! Sorry for typo.! Happy reading Myungzy
Shippers.!! ^^
@Myungzy Party
“arght.! Ahjumma tua neo jinjja nappeun.!” Rutuk suzy dengan kesal diiringi suara
gemericik air yang mengalir dari westafel dapur. Gadis manis itu tengah membasuh warna
kulitnya yang memerah akibat serangan daging panas yang baru turun dari pemanggang
akibat ulah Son Naeun. Ia terlihat meniup-niup permukaan kulitnya berkali-kali.
“suzy. appo.?”
Tiba-tiba suara berat nan tajam itu terdengar hingga suzy menolehkan kepalanya sesaat.
Hanya sesaat. Sampai ia menyadari siapa yang sedang menatapnya dengan wajah khawatir
suzy kembali membuang wajahnya dengan ketus.
Namja dengan kemeja hitam yang lengannya tergulung hingga siku itu mendekatinya dan
meraih jemari putih yang terdapat bercak kemerahan disana.
“lain kali hati-hati.” Tegur Myungsoo dengan lembut. Ia memperhatikan luka bakar yang
tergolong ringan diatas jemari putih susu milik istrinya.
“na.? Jadi kau menyalahkan ku ahjussi.? Dia dengan sengaja menempelkan daging panas itu
padaku.!” Pekik suzy tak terima, emosinya hampir tersulut saat namja yang berstatus sebagai
suaminya itu justru menyalahkannya. Namja itu mengulum senyum kecil tanpa menatap
wajah istrinya, mata tajam nya tetap fokus menilik kulit istrinya.
“nan arra. memang dia yang salah. aku melihatnya.” Aku Myungsoo dengan enteng. Suzy
mendengus kesal, namun ia tidak menolak saat suaminya meniup permukaan kulitnya hingga
ia harus bergidik geli dan menahan tawanya sampai namja itu menyadari ekspresi suzy yang
terlihat lucu.
“wae.? Kenapa kau tertawa.? bukankah ini pedih.?” Tanya Myungsoo dengan dahi berkerut
bingung. Ia menghentikan kegiatannya sejenak dan menatap suzy yang dengan cepat
mengubah raut wajah nya seperti sedia kala.
“geli ahjussi.” Sahut suzy dengan wajah polos.
“aigoo. Kau benar-benar menggemaskan anak manis. Cah. Ayo kita obati luka ini.”
Myungsoo menarik jemari suzy menuju meja makan setelah mengacak dengan gemas poni
istrinya.
Dengan telaten namja tampan itu mengoleskan obat luar untuk mengobati luka bakar suzy,
hanya sekedar untuk meredakan panas yang timbul akibat serangan daging panas tadi.
“selesai. Kau harus rajin mengoleskan ini supaya bekas luka nya hilang. Arratchi.” Titah
Myungsoo yang dibalasi anggukan kecil dari suzy.
“gomawoyo ahjussi.” Ucap suzy seraya menatap dalam bola mata tajam milik Myungsoo
yang tengah tersenyum kearahnya.
TAP. Suzy menahan pergelangan tangan Myungsoo saat namja tampan itu hendak berdiri
meletakkan kembali kotak P3K yang tadi dibawanya.
“wae.?” Tanya Myungsoo setelah menolehkan kepalanya dengan wajah penuh kebingungan.
Suzy menundukkan kepala dan menggigiti bibir bawahnya dengan ragu.
“em- benar kah Naeun eonni mantan yeojachinggu mu ahjussi.” Tanya suzy dengan
ragu-ragu.
Masih dalam posisinya Myungsoo tampak terpekur dalam diam, tidak ada pergerakan yang
muncul dari keduanya. Myungsoo masih berdiri didekat suzy dan sebelah pergelangan
tangannya masih berada dalam genggaman istrinya.
Entah mengapa rasa sakit itu masih begitu terasa ketika ia mengingat hubungan nya yang
kandas begitu saja. Dan dirinya yang seperti seorang pengecut selama ini menghindari semua
pembicaraan tentang masalah itu. namun ia tau, bagaimanapun sakitnya, bagaimanapun ia
tidak ingin mengulit kenangan itu, suzy tetaplah istrinya. Gadis belia nan manis itu berhak
mengetahui semua yang berhubungan dengan masa lalunya.
Jika dirinya boleh jujur, sejak menikah dengan suzy lah ia merasakan kembali getaran nan
aneh yang dulu sempat melandanya ketika ia bersama Naeun. Sekian tahun sejak ia
mengakhiri hubungannya dengan Naeun dan berpuluh bahkan ratusan gadis silih berganti
datang dalam kehidupannya namun tidak ada satupun yang mampu membuatnya merasakan
getaran aneh itu kembali. hanya suzy. gadis polos belia itu lah yang mampu menjungkir
balikkan dunianya sejak kemarin.
“Ne. Dia memang mantan yeojachingguku. wae.? Kau cemburu padanya.?” goda Myungsoo
sembari berlutut tepat didepan suzy yang tengah duduk dikursi gelagapan dan secepat mungkin melepaskan genggamannya dipergelangan tangan
Myungsoo. Gadis itu tampak gelagapan dan secepat mungkin melepaskan genggamannya dipergelangan tangan
Myungsoo.
“a-a-aniyo. Ahjussi. Mana mungkin aku cemburu. Hahaha.! kau aneh.” Tawa suzy dengan
sumbang. Gadis itu menggelengkan kepalanya berkali-kali untuk menyangkal serangan
tiba-tiba yang dilayangkan Myungsoo padanya. namun terlambat, mata tajam seorang Kim
Myungsoo telah terlebih dahulu menyadari mata suzy yang tengah berbohong padanya.
Myungsoo mengulum senyum kecilnya.
“jinjja.? Kau tidak cemburu padanya.?” goda Myungsoo lagi. Suzy menggeleng, namun
dengan penuh keraguan disana.
‘baiklah anak kecil. Aku akan membuatmu mengakui perasaanmu padaku. Kau tidak akan
bisa menolak pesonaku. Aku seorang Kim Myungsoo.’ batin Myungsoo dengan penuh
kesombongan.
“bagaimanapun kau tetap istriku anak manis.” Ucap Myungsoo dengan lembut seraya
memejamkan kedua matanya dan wajahnya semakin mendekat pada suzy yang terus terpaku.
Tidak mengerti harus melakukan apa saat wajah itu kian condong kearahnya. ia ikut
memejamkan matanya saat bibir ranumnya tertekan dengan lembut. Sebagian dalam dirinya
mengatakan untuk melakukan penolakan. Namun sebagian besar dari dirinya lebih
memerintahkan untuk tidak menolak. Seperti ada suatu ketertarikan yang ada dalam dirinya
saat namja itu menciumnya. Ada sensasi baru yang tercipta saat bibirnya bertemu dengan
bibir tipis itu. entah mengapa suzy mulai menyukai ciuman Myungsoo sejak mereka
mengucap janji suci kemarin.
Hingga beberapa detik lamanya ciuman itu masih berlalu, suzy memukul pundak Myungsoo
berkali-kali saat dirinya mulai kehabisan nafas.
“a-ahjussi. M-mian. A-aku harus kekamar mandi.” Ucap suzy dengan tergagap. Wajahnya
telah memerah sempurna. Terlalu malu jika hanya mengingat kejadian yang beberapa detik
lalu berlangsung.
Myungsoo mengerutkan dahinya bingung saat gadis itu berlari dengan cepat menuju arah
pintu depan.
“ya.! Kim Suzy.! tidak ada kamar mandi didepan.!” Teriak Myungsoo dengan nada
menggoda. Ia tau gadis itu pasti malu untuk menatapnya.
“a-ah. Ne ahjussi.” Teriak suzy lagi, gadis itu memutar kembali arah jalannya menuju kamar
mandi yang berada dilantai bawah dan menghilang dibalik daun pintu.
“ck. Dia benar-benar masih polos.” Ucap Myungsoo seraya mengulum senyum kecil dan ia
telah menegakkan tubuhnya. Myungsoo mengusap bibir bawahnya kemudian bersiul sembari
berjalan kearah ruang tamu, menunggu istrinya yang ia tau pasti wajahnya telah memerah
saat ini.
Dari arah luar sepasang mata ternyata terus memperhatikan kegiatan dua anak manusia itu
sedaritadi dari celah gorden dekat jendela. Seorang yeoja dengan dress merah tua itu tampak
mengeram dengan kesal sebelum berlalu kembali menuju area pesta malam itu berlangsung.

“ahjussi. Kau harus tanda tangan disini.” Ucap suzy dengan datar seraya mengarahkan
beberapa lembar kertas kearah Myungsoo yang tengah asik dengan laptopnya diruang tamu.
Namja tampan yang mengenakan kaos dan jeans hitam itu tampak membenarkan letak
kacamatanya sebelum menerima kertas-kertas yang disodorkan suzy padanya.
“mwoya ige.?” Tanya Myungsoo dengan bingung.
Suzy mendudukkan tubuhnya tepat disebelah Myungsoo yang tengah duduk diatas lantai.
“igo. Berkas-berkas administrasi untuk melanjutkan kuliahku ahjussi.” Jawab Suzy dengan
girang.
“geure.?” Myungsoo menilik-nilik isi berkas itu satu persatu.
“Universitas Nasional Seoul. Perpajakan.? Kau yakin ingin mengambil jurusan ini.?” tanya
Myungsoo dengan dahi berkerut.
“tentu ahjussi. Aku dan teman-temanku mengambil jurusan yang sama.” Jelas suzy dengan
antusias.
“teman.? Nugu.?” Tanya Myungsoo tanpa menolehkan kepalanya dari kerts-kertas yang
berada dalam genggamannya.
“tentu saja, Soojung, Eunji, Sulli dan Seungho oppa.” Jawab Suzy dengan enteng.
“seungho oppa.?” Tanya Myungsoo dengan nada menyelidik.suzy kembali mengangguk
dengan pasti.
“kau bahkan selalu memanggilku ahjussi.” Rutuk Myungsoo dengan kesal.
“mwoya. Kau sedang membandingkan jenis panggilan yang kugunakan untukmu dan
Seungho oppa.?”
“aniyo. Jadi kau yakin tidak ingin mengganti jurusanmu ini Kim Suzy.? kau akan menyesal
masuk kejurusan ini. kusarankan untuk mengubahnya.” Saran Myungsoo dengan pelan dan ia
masih membaca deretan huruf yang tertulis disana.
“Shi-rreo.! Ya. Ahjussi. Palli. berkas ini harus kuserahkan besok.” titah suzy setengah
berteriak.
“ck. Berisik.!”

Suasana gedung kampus yang megah itu tampak ramai dengan pada mahasiswa baru yang
terlihat masih banyak kebingungan. Wajah-wajah bingung yang menandakan mereka adalah
mahasiswa yang belum pernah menginjakkan kakinya kekampus yang selalu ramai itu.
“ah. Ternyata besok kita sudah punya jadwal perkuliahan.” Keluh Soojung dengan wajah
tertekuk.
“kenapa wajahmu tertekuk.” Timpal Eunji yang masih asik dengan roti tawarnya. Sesekali ia
mengunyah pelan roti yang ada dalam mulutny sembari menatap Soojung, menunggu
jawaban.
“aku masih ingin tanpa pelajaran sedikit lebih lama.” Sahut Soojung seraya menjatuhkan
kepalanya kearah meja kantin tempat kelima anak manusia itu berkumpul.
“bukankah lebih baik jika kita belajar daripada hanya duduk bersantai seperti ini.” timpal
Seungho yang masih asik dengan teh hangatnya.
Ketiga sahabatnya –kecuali suzy- terlihat melengos dengan malas menanggapi perkataan
Seungho yang selalu mereka cap sebagai murid teladan diantara kelimanya.
“geutji. Seungho oppa benar. Bukankah semakin cepat kita memulai mata kuliah, semakin
cepat kita libur bukan.” Sahut Suzy dengan polos.
“ck. Aku baru tau seorang Bae Suzy ternyata juga mencari waktu libur. Padahal kau hampir
mendekati murid teladan seperi Tuan Yoo Seungho ini.” timpal Sulli seraya menggelengkan
kepalanya dengan heran. Memang benar suzy adalah manusia yang cocok bersatu dengan
karakter namja cerdas seperti Yoo Seungho. Kapasitas otak keduanya hampir sama menurut
ketiga sahabatnya, hanya saja suzy memang tidak akan pernah bisa mengalahkan prestasi
seorang Yoo Seungho.
“apakah suami tampanmu itu yang telah mengubahmu seperti ini.?” kali ini pertanyaan aneh
yang berasal dari Eunji. Entah mengapa arah pembicaraan itu bisa melenceng kearah suami
suzy hingga gadis manis itu mengeram kesal. Karena pagi ini namja tampan itu masih saja
tertidur sambil memeluk tubuh mungil suzy. Ada saja alasan yang digunakan Myungsoo jika
suzy telah berteriak seperti biasanya karena mendapati dirinya dipeluk selama tertidur.
“molla. Arght.! Dia itu benar-benar nappeun.!” Rutuk suzy seraya menjatuhkan kepalanya
kearah tangannya yang terlipat diatas meja. Bayang-bayang saat Myungsoo menciumnya
membuat suzy hampir gila, gila akan sentuhan memabukkan yang baru ia rasakan diusia
sebelia ini.

“suzy ya. Fighting.!! Kau harus semangat suzy ya. Dia hanya seorang dosen.” Rayu Soojung
sembari mengusap pundak suzy dengan lembut. Suzy masih menekuk wajahnya dengan
kesal. Raut wajah iba terlihat jelas diwajah ketiga sahabatnya yang tengah berjalan
mengiringi langkahnya.
“geutji. Lagipula dia hanya mantan yeojachinggu suamimu.” Bujuk Eunji dengan lembut..
“arght.! Molla.!” Pekik suzy dengan kesal.
Flashback On
“ahjussi palliwa. Aku terlambat. Kau ingin aku dihukum dihari pertamaku masuk kuliah
eoh.?” Pekik suzy yang telah siap dengan setelan kemeja dan jeasn hitamnya dari lantai satu.
Myungsoo terlihat menuruni anak tangga dengan cepat sambil membenarkan letak dasinya
yang masih jauh dari kata rapi.
“kau yang salah, kenapa membiarkanku tidur lagi pabbo.!” Pekik Myungsoo dengan kesal.
Suzy membangunkannya dari tidur hanya sekedarnya saja, bahkan nyawanya masih belum
terkumpul dengan sempurna dan gadis itu telah meninggalkannya kekamar mandi hingga
Myungsoo -yang memang semalaman harus menjaga matanya untuk tidak terlelap karena
menyelesaikan laporan keuangan perusahaan yang diminta ayahnya- melanjutkan aksi
tidurnya senyaman mungkin.
“ck.! makan ini.” suzy berdecak kesal sambil menyodorkan sepiring nasi goreng yang
berwarna kehitaman tepat dihadapan suaminya yang tampak membulatkan kedua matanya.
“mwoya ige.? Apakah ini beras hitam.?” Myungsoo tampak mengaduk-aduk nasi goreng itu
dengan bingung.
“aniyo. Itu hanya sedikit gosong.” Sahut suzy dengan enteng.
“ye.? Gosong.? Sedikit.????”

“kenapa kau terlambat.” Tukas dosen yang tengah asik duduk didekat kursi putar sana. Ia
terlihat menilik dengan seksama wajah suzy sebelum tersenyum licik.
“m-mianhae saem. Saya kesiangan.” Aku suzy dengan tergagap. Seluruh mata yang tengah
mengikuti kelas ini tertuju kearah suzy yang kedua tangannya bersatu didepan tubuhnya.
“kesiangan.? Apa kau sudah bersuami sampai kau kesiangan.?” Tanya sang dosen dengan
senyum semakin licik. Gelak tawa para mahasiswa terdengar riuh saat kalimat terkahir dari
sang dosen itu terdengar.
Suzy menundukkan wajahnya semakin dalam, tidak tahu harus menjawab apa. Dikampus ini
belum ada yang mengetahui berita pernikahannya dengan putra pemilik Kim Coorporation
yang terkenal itu. suzy masih berniat menutupi pernikahannya karena takut akan menjadi
bulan-bulanan para mahasiswa lainnya jika mengetahui ia telah menikah dan memiliki suami.
Terlebih suaminya adalah namja yang begitu dielu-elukan banyak yeoja. Menghadapi satu
fans Myungsoo seperti dosennya yang saat ini tengah menatap tajam kearahnya saja suzy
benar-benar sakit kepala.
“berdiri dipojok ruangan jika kau masih ingin mengikuti mata kuliahku.” Perintah sang
dosen dengan senyum sinisnya.
Flashback Off
“ini gara-gara ahjussi byeontae itu.” tuduh suzy dengan wajah kesal. Ketiga sahabatnya hanya
terdiam, mereka paham akan hari-hari pernikahan yang dijalani suzy selama ini. suzy selalu
bercerita tentang Myungsoo yang merebut gulingnya setiap malam, Myungsoo yang selalu
menyeruput minumannya tanpa pemberitahuan, Myungsoo yang selalu memerintah dirinya
sesuka hati, atau segala macam kejahilan yang dilakukan Myungsoo hingga membuatnya
selalu kesal.
“suzy ya. Lihat lah siapa yang datang.” Pekikan tertahan penuh kekaguman dari Soojung
membuat suzy mengikuti arah pandangan Soojung dan menemukan Myungsoo yang tengah
dikelilingi yeoja-yeoja centil. Dan jangan lupakan. Namja yang menurut suzy sok tampan itu
tersenyum sangat manis pada yeoja-yeoja yang mengelilingi dan mengelu-elukan namanya.
“mwoya. Kenapa kau bisa ada disini.?” Tanya suzy dengan panik saat namja itu telah sampai
dihadapannya dan mengedipkan sebelah matanya dengan nakal. Sampai pekikan dari
yeoja-yeoja yang masih mengelilingi keduanya terdengar.
“aku hanya ingin makan siang dengan is- hhmmmppttt.!!” Myungsoo membulatkan kedua
matanya saat tangan mungil suzy membekap mulutnya dan menariknya keluar dari
kerumunan yeoja-yeoja centil itu.
Dengan terus menggerutu dan masih membekap mulut suaminya, suzy mencari tempat yang
aman. Tanpa lupa ia menolehkan kepalanya kesana kemari berusaha memastikan bahwa
tempat yang ditujunya benar-benar aman tanpa ada seseorang pun yang akan mendengar.
Suzy masih asik menoleh kesana kemari saat Myungsoo tidak melawan dalam bekapannya.
Namja tampan itu justru tersenyum manis, karena suzy berjarak sangat dekat dengannya. Dan
catat. Gadis itu yang memulainya, bukan dirinya yang seperti biasa selalu mencuri-curi
kesempatan untuk mendekati istrinya sendiri.
“aman. Huuff..!! ahjussi kenapa kau bisa ada disini.?” Tanya suzy dengan ketus setelah
melepaskan bekapan tangannya.
Myungsoo hanya mengulum senyum kecilnya seraya mengangkat sebelah tangannya yang
tengah menggenggam tas bekal berwarna biru tua.
“ayo makan siang.!” Ajak Myungsoo, ajakan yang lebih terdengar seperti perintah dimata
suzy.
“shi-rreo.! Kau menyebalkan. Kau membuatku harus berdiri sepanjang kelas dosen
menyebalkan itu.”
“itu salahmu kenapa kau membiarkanku tertidur lagi.”
“ck. Kau memang tidak pernah salah ahjussi.” Rutuk suzy seraya meniup poninya dengan
kesal.
“terserah kau ingin mengatakan apa. Yang pasti aku ingin makan siang denganmu. Tidak ada
bantahan.” Perintah Myungsoo sambil menarik jemari suzy menuju kursi taman tak jauh dari
keduanya berdiri.
“shirreo.! Kau menyebalkan.!” Pekik suzy seraya menahan tubuhnya agar tidak terseret.
Namja itu masih bersikeras menarik jemari tangannya dan dirinya juga bersikeras menahan
tubuhnya.
“ck. Hanya makan siang Kim Suzy.” bujuk Myungsoo dengan geram.
“shirreo ahjussi.! Kau menyebalkan.!”
“ck yeoja ini.” Myungsoo mengeram kesal sebelum meletakkan tas bekal yang dibawanya
diatas rerumputan. Dengan sekali gerakan ia menarik tubuh mungil suzy hingga terperangkap
dalam pelukannya.
“berapa kali kuperingatkan padamu untuk mengubah jurusan yang kau ambil. Kau yang terus
bersikeras dengan pilihanmu itu bukan.? Jadi bagian mana yang menyebalkan menurutmu.?
Apa karena aku terlambat bangun sampai kau terlambat kekampus.? Kau tau aku terus
terjaga sampai pagi didepan layar laptop bukan.? Kenapa kau meninggalkanku saat aku
belum sepenuhnya terbangun.?” Cecar Myungsoo yang terus mengunci tubuh mungil suzy
dalam pelukannya. Gadis itu masih memberontak dan tidak mau mengalah.
“aku hanya ingin makan siang denganmu. Apakah itu terlalu berat untukmu.?” Tanya
Myungsoo tanpa berniat melepaskan gadis itu dalam pelukannya.
“ARGHT.!! AHJUSSI BYEONTAEEE..!!!”

Myungsoo mengaduk nasi ditempat bekalnya dan sebelah jemari tangannya terlihat
memainkan ponsel berlayar datarnya. Tidak ada yang penting untuk ia perhatikan, ia hanya
sedang mengamati foto suzy yang berdiri dipojok ruangan dengan wajah kesal. Foto ini yang
dikirimkan anak buahnya yang ia kirimkan untuk mengikuti suzy selama berada dikampus. Ia
terlalu khawatir melepaskan suzy berada didekat Naeun tanpa ada pengawasan darinya.
Naeun adalah gadis yang terlalu nekat. Dan Myungsoo benar-benar yakin mantan
yeojachinggu nya itu akan terus berupaya menjatuhkan suzy dimanapun selama kesempatan
itu ada. Dan benar saja. Hari ini gadis itu telah mempermalukan gadis yang disayanginya
didepan mahasiswa lain.
“kau tersenyum.? Apa yang kau lihat.?” Tanya suzy dengan mata menyelidik tajam.
“eumm. Ani. Hanya sebuah foto.” Sahut Myungsoo dengan enteng.
“foto.?? Apakah foto yadong.?” Tanya suzy dengan wajah polos.
Uhhuukk.!! Myungsoo yang baru saja memasukkan suapan nasinya harus rela terbatuk
karena pertanyaan polos yang diajukan suzy.
“YA.! Menurutmu aku ini apa.!” Pekik Myungsoo tak terima setelah mode tersedaknya
sedikit terkendalikan dan ia mampu membuka suara.
“tentu saja kau BYEON-TAE.! WAE.??” Tantang suzy dengan judes.
“aish. Yeoja ini.”

“gomawoyo oppa.” Ucap suzy dengan malu-malu saat namja tampan itu menyerahkan satu
cup eskrim padanya. keduanya tengah berada ditaman yang tak jauh dari kampus. Sore hari
yang sepi karena kebanyakan mahasiswa telah banyak yang pulang kerumah masing-masing.
Namun kedua insan itu masih memilih menghabiskan sore yang cerah ini ditaman kecil yang
terdapat disekitar kampus keduanya. Inilah kebiasaan yang selalu suzy dan seunghoo lakukan
jika tidak sedang bersama ketiga sahabatnya yang lain. Seakan mengerti akan perasaan
keduanya yang tak pernah tersampaikan para sahabat itu sengaja memberi waktu lebih bagi
keduanya selama ini untuk menghabiskan waktu bersama.Keduanya selalu berusaha
meluangkan waktu senggang untuk saling bertemu satu sama lain dan menghabiskan waktu
bersama walau sekedar untuk duduk-duduk ditemani satu cup eskrim ditangan
masing-masing seperti saat ini.
“habiskan ne.” Ucap Seungho dengan senyum manisnya. Ia terlihat menyuapkan sesendok es
krim kedalam mulutnya.
“suzy ya. Kau harus kuat menghadapi mantan yeojachinggu suamimu itu.” lanjut Seungho
yang masih asik dengan eskrimnya.
“molla. Nenek lampir itu selalu berusaha mencari kesalahanku oppa.” Sahut Suzy dengan
kesal.
“arra. itu karena dia masih menyukai suamimu Bae Suzy.”
“Apakah aku perlu menegaskan pada nenek lampir bahwa aku tidak menyukai ahjussi
menyebalkan itu.?
“kau benar-benar tidak menyukainya.?” Tanya Seungho dengan wajah penuh harap.
“tentu saja aku tidak menyukainya oppa. Dia itu namja yang menyebalkan.”
“geure. syukurlah.” Desah Seungho hampir tak terdengar. Ia mengulum senyuman
termanisnya karena merasa suzy masih memiliki perasaan untuknya.
Keduanya menghabiskan sore hari yang cerah itu ditaman bermain yang tersedia disana. Suzy
yang terlihat gembira saat seungho mengayun tubuhnya yang berada diatas ayunan.
Keduanya tertawa lepas bersama.
Dengan hatinya, Seungho memperhatikan wajah bahagia suzy. gadis itu seolah melupakan
semua kekesalan yang dialaminya selama satu hari ini. hanya ini yang dapat dilakukannya
agar suzy dapat kembali tertawa seperti sedia kala. Ia benar-benar tidak menyukai gadis itu
kesal atau sedih dihadapannya. perasaan cintanya terhadap suzy terlalu besar hingga ia tidak
akan rela jika gadis itu menangis.

Pagi hari yang cerah. Matahari pagi telah menampakkan sinarnya yang hangat pagi itu.
Didalam rumah berlantai dua yang dikelilingi pepohonan rimbun itu tampak suzy yang
sedang asik menyirami tanaman dihalaman rumahnya dengan senyum manis terukir dibibir
mungilnya. Pagi nan damai yang ia rasakan. Hari ini adalah hari minggu, ia libur kuliah
hingga memiliki waktu untuk menyirami bunga-bunga yang ia tanam beberapa minggu lalu.
Kemana perginya Myungsoo.?
“ck. Namja pemalas itu belum bangun juga. dasar ahjussi pemalas.” Suzy tampak melirikkan
tatapan tajamnya kearah kursi diteras utama rumahnya dan tidak menemukan sosok
Myungsoo. biasanya hari minggu seperti ini namja itu akan duduk dikursi yang tersedia
diteras dengan koran kesayangannya beserta secangkir kopi yang selalu suzy letakkan dengan
ketus diatas meja.
“suzy ya.!” Pekikan menyebalkan itu membuat suzy mendengus kesal. Pasti akan ada
perintah menyebalkan yang diberikan Myungsoo ketika namja itu membuka kedua matanya.
Myungsoo hanya berhenti memerintahnya ketika sedang tidur saja. Begitu menurut suzy.
“ya.! Aku memanggilmu berkali-kali dan kau diam saja disini.” Tegur Myungsoo yang saat
ini telah berada didekat suzy yang tak menghiraukannya.
“ya.! Aku sedang berbicara denganmu.”
“aish. Wae wae wae.?” Pekik suzy dengan sewot. Entah mengapa ia selalu kesal setiap kali
teringat hukuman yang diberikan Naeun kemarin. Ia akan semakin kesal saat menatap wajah
Myungsoo. menurutnya dosen menyebalkan itu sengaja menghukumnya karena perasaan
cintanya pada Myungsoo masih begitu dalam. Hanya karena dirinya salah mengerjakan soal
yang diberikan nenek lampir itu, ia harus mengerjakan setumpuk soal yang dihadiahkan
Naeun padanya.
“buatkan aku kopi.” Titah Myungsoo dengan ketus. Mata tajamnya memperlihatkan dirinya
masih mengantuk dengan rambut hitam yang masih acak-acakan.
“shirreo. Buat sendiri. Kau memiliki tangan bukan ahjussi.” Tolak suzy dengan galak.
“aku ingin kau yang membuatkan kopi Kim Suzy.!”
“nan shirreo. Tugasku bukan hanya membuatkan kopi untukmu. Kau menyebalkan.” Suzy
kembali menolak dan memutar badannya untuk melanjutkan kegiatannya menyirami bunga
dengan wajah masam.
“ck. Yeoja galak ini.” decak Myungsoo dengan kesal. Ia menarik selang yang berada dalam
genggaman suzy dan mengarahkannya kepunggung suzy yang berbalik dengan cepat.
“arght.! Ahjussi.! Andwae.! Ya.!” Pekik suzy seraya menghindari air yang terus menghujami
tubuhnya. ia mencoba berlari menghindari Myungsoo namun namja itu dengan cepat
mengejarnya dan menyemprotkan air yang terus mengalir dengan kencang dari dalam selang.
Myungsoo kini mengurungnya diantara pagar tembok rumah mereka dan terus mengarahkan
laju air itu kewajah suzy yang terlihat gelagapan.
“rasakan ini. jangan pernah membantah perintah suamimu anak kecil. Hahaha.!” Myungsoo
tertawa dengan keras penuh kebahagiaan mendapati wajah suzy yang tertoleh kesana kemari
menghindari serangan darinya. Baju keduanya telah basah kuyup, bahkan dari ujung rambut
hingga ujung kaki tidak ada yang tidak tersentuh oleh air.
“ahjussi.! Geumanhae.!” Suzy memekik keras diiringi gelak tawanya, terlalu lucu
membayangkan dirinya dan Myungsoo berlari-lari seperti anak kecil. Ia bahkan tidak
memiliki tenaga untuk melawan Myungsoo karena terlalu keras tertawa.
Dengan sisa-sisa tenaga yang dimilikinya suzy menarik selang dari Myungsoo yang sedikit
lengah. Ia menghentikan laju air itu dengan cepat. Sesaat lamanya kedua pasang mata itu
saling menatap satu sama lain. Dada keduanya telah naik turun, tersenggal karena lelah
namun keduanya merasa bahagia.
Myungsoo masih mengurung tubuh mungil suzy diantara tembok pagar dan tubuh tegapnya.
Namja tampan itu tidak dapat mengalihkan tatapan matanya dari bibir mungil suzy yang
terlihat membiru karena kedinginan. Gadis itu terlihat berantakan dengan sekujur tubuh nya
yang basah kuyup. Hingga akhirnya Myungsoo menarik tengkuk gadis itu dengan cepat
karena tidak dapat menahan dirinya lagi dan melumat dengan lembut bibir suzy yang selalu
terasa manis baginya. Namja tampan itu memiringkan kepalanya kekanan dan kekiri
berkali-kali, berusaha mencari posisi ternyamannya karena gadis itu tidak menolaknya sama
sekali.
Selang yang berada dalam genggaman suzy terjatuh seketika, entah mengapa dirinya selalu
luluh akan setiap sentuhan namja itu padanya. kali ketiga Myungsoo menciumnya dan dirinya
selalu tidak dapat melakukan penolakan sama sekali. Ia merasakan degupan jantungnya yang
melaju cepat bersama dengan degupan jantung Myungsoo. entah apa yang tengah ia rasakan
saat ini. perasaan yang baru pertama kali muncul, bahkan rasa ini sangat berbeda dengan rasa
ketika ia menyukai Yoo Seungho.
TING TONG.!!!
Suzy melepaskan bibirnya dengan cepat saat mendengar bunyi bel yang berdering dari arah
pagar depan. Ia menatap dalam mata Myungsoo yang juga menatapnya tanpa ekspresi. Namja itu terlihat bingung harus mengatakan apa, ini bahkan bukan style seorang Kim Myungsoo
yang akan canggung didepan seorang yeoja.
“a-ahjussi. Aku buka pagar dulu ne.” Ucap suzy dengan gugup setelah berhasil melepaskan
dirinya dari kandang tubuh Myungsoo yang tidak berusaha menahannya. Myungsoo
melepaskan suzy yang tengah basah kuyup itu berjalan kearah pintu dan terlihat membuka
pagar setinggi satu setengah meter itu dengan cepat.
“e-eonni.” Gadis manis itu tampak terperanjat didekat pagar saat menyadari sang tamu yang
masih berdiri dengan angkuh tengah menggandeng tangan seorang namja kecil nan mungil.
“yimo suzy.!!!” namja kecil yang ternyata adalah sungyeon itu menghambur dan memeluk
lutut suzy dengan cepat hingga baju casual yang dikenakannya ikut basah.
“sungyeon ah. Bajumu basah. Nanti sungyeon masuk angin.” Tegur suzy dengan halus pada
Sungyeon yang mengangguk kemudian melepaskan pelukannya. Wajah mungil itu terlihat
berbinar saat menatap wajah bibi baru yang sangat ia rindukan.
“aku mengajak sungyeon kesini karena ia terus merengek pada orangtuanya.” Sahut Naeun
dengan ketus.
“e-eoh. Ne eonni. Silahkan masuk.” Tawar suzy dengan pelan. Naeun hanya menatapnya
sekilas sebelum berjalan dengan angkuh melewati pintu pagar.
“kenapa kau disini.?” Teguran tajam dari Myungsoo menghentikan langkah angkuh seorang
Naeun hingga gadis itu berbalik menuju sumber suara dan mendapati Myungsoo yang tengah
menatapnya tanpa ekspresi. Naeun terlihat memperhatikan penampilan Myungsoo dari atas
hingga bawah, setelah itu ia beralih menatap suzy yang sama basah kuyup seperti Myungsoo.
“mwoya. Oppa kenapa kau bisa basah kuyup.?” Tegur Naeun dengan panik dan ia berlari
menghampiri Myungsoo sebelum menempelkan punggung tangannya pada dahi Myungsoo.
“oppa kau harus cepat ganti baju. Kau bisa sakit oppa.” Ucap Naeun dengan panik,
Myungsoo menepis perlahan jemari Naeun yang masih berada didahinya.
“nan gwenchana. Kenapa kau bisa disini bersama sungyeon.?” Tanya Myungsoo dengan datar
dan tajam. Seingatnya Sungyeon tidak pernah mau dekat dengan N aeun karena hasil
hasutannya selama ini, namun entah apa yang terjadi hari ini hingga kedua anak manusia itu
terlihat muncul bersamaan.
“samchon.” Namja kecil itu berlari menghampiri Myungsoo yang menerima kedatangannya
dengan senyum bahagia. Myungsoo tampak berlutut agar posisinya sama tinggi dengan
keponakannya.
“Nenek lampir ini merayuku untuk bermain kesini. Dia akan membawaku bertemu samchon
dan yimo. Begitu katanya.” Lapor Sungyeon dengan polos. Myungsoo tersenyum lebar saat
keponakannya ternyata masih tetap membenci Naeun jika ditilik dari nama panggilan yang masih digunakannya. Ia tau ini adalah unsur kesengajaan yang dipakai Naeun untuk dapat
berkunjung kerumahnya.
“geure. kau merindukan samchon anak manis.?” Pertanyaan itu ditanggapi gelengan keras
dari sungyeon yang polos.
“aku merindukan yimo suzy samchon.” Tegur Sungyeon dengan jemari telunjuk mengarah
pada suzy yang masih berdiri mematung didekat pagar. Kali ini Myungsoo tersenyum masam,
keponakannya bahkan tidak menaruh rasa rindu padanya sama sekali.
“geure. jadi kau merindukan yimo baru mu itu eoh.? Kalau begitu yimo dan samchon ganti
baju dulu ne.” Ucap Myungsoo seraya mengacak gemas rambut halus sungyeon.
“kenapa baju samchon dan yimo basah.? Apa disini hujan.?” Tanya Sungyeon yang kembali
dengan wajah polosnya.
“eum. Sasil- kau bisa tanya pada yimo suzy.” sindir Myungsoo seraya mengarahkan tatapan
tajamnya kearah suzy yang sedang tertunduk malu dengan wajah memerah. Ia yakin, gadis
itu pasti teringat kejadian beberapa menit yang lalu.
“anyeonghaseyo. Hyung. Noona. Anyeong Sungyeon.” Sebuah suara terdengar hingga mata
keempat manusia itu tertuju kearah satu sumber.
“o-oppa.” Suzy terperanjat kaget saat seungho menampakkan dirinya dari arah celah pagar.
Namja tampan itu telah rapi dengan pakain hangatnya.
“mwoya. Kenapa kau belum bersiap-siap.? Kau lupa ada janji denganku hari ini.?” tanya
seongho dengan bingung saat mendapati suzy yang masih berantakkan.
“astaga.! Mian oppa. Aku lupa.” Jawab suzy dengan wajah menyesal.
“yimo mau kemana.?” Tanya Sungyeon tiba-tiba.
“e-eoh yimo dan seungho samchon akan ke perpustakaan sungyeon ah. Eottokhe.?” Tanya
suzy dengan bingung, gadis itu tidak mungkiin tega meninggalkan sungyeon yang jelas-jelas
datang bersama Naeun –yang dibencinya- hanya karena merindukannya.
“sungyeon ingin ikut kami jalan-jalan.?” Tanya Seungho dengan senyum cerahnya.
“andwae Kim Sungyeon.! Kau harus disini. Yimo suzy tidak akan kemana-mana.” Tolak
Myungsoo dengan keras. Namja bermata tajam yang sedaritadi terlihat memperhatikan
perbincangan istrinya dengan namja yang suzy sebut sebagai sahabat, namun Myungsoo tau
suzy memendam rasa yang dalam untuk seorang Yoo Seunghoo.
“oppa biarkan saja Sungyeon ikut suzy dan seunghoo, oppa. Sungyeon ah. Kau boleh ikut
yimo suzy dan seunghoo samchon ne.” Bujuk Naeun pada namja kecil yang terlihat
mengangguk dengan wajah bahagia itu.
“andwae Kim Sungyeon. Samchon akan melaporkan pada appa dan eomma mu jika kau
bermain tanpa izin mereka.” Ancam Myungsoo dengan nada sedikit kesal. Ia tidak rela jika
suzy harus bepergian dengan namja yang menyebalkan baginya.
“aku akan minta izin pada Sunggyu oppa dan Jiyeon eonni Myungsoo oppa. Jadi aku boleh
pergi bukan.?” Rayu suzy dengan suara semanis mungkin. Myungsoo terdiam ditempatnya,
apa yang akan dikerjakannya seharian dirumah seorang diri jika suzy pergi.
“samchon. Jebbal.” kali ini suara memelas dari sungyeon yang begitu lucu namun hal ini
justru membuat Myungsoo semakin kesal.
“ayo lah oppa. Aku ingin jalan-jalan denganmu satu hari ini.” bujuk Naeun seraya
menggelayut pada lengan Myungsoo yang terdiam dengan wajah kesal.
“pergilah.” Ucap Myungsoo akhirnya, ia menepis jemari Naeun dilengannya dengan kesal.
Setelah mengucapkan keputusan yang dihadiahi sorakan dari semua manusia menyebalkan
yang ada disana Myungsoo bergegas masuk kedalam rumah tanpa bersuara.
“oppa. Aku ganti baju dulu ne. Sungyeon ayo masuk dulu.” Suzy mengajak para tamunya
untuk memasuki rumahnya, menyusul Myungsoo yang lebih dulu meninggalkan mereka.
_TBC_
Nyong anyeong.! Sementara sebagai pengganti Together yang lagi dalam proses
finishing author bawa I’m Going Crazy nya dulu yaaa readers. Maaf banget lama lagi
updatenya. Yah biasa belum bisa adaptasi sama waktu. Tapi masih author sempetin
ngetiknya kok. Semoga jadi obat yang mujarab ya. Kkkk. Dan together bakal
author PW untuk chapter 16 nya. Udah pada tau donk ya mau hubungi author kemana
minta PW nya. Hanya readers setia yang author kasi PW. Jadi sertakan nama yang
biasa kalian gunakan saat menulis komentar. Untuk SIDERS. I’M SORRY.!! NAN
JEONGMALL MIANHAE.! tapi kalian semakin merajalela jadi author tetap harus
tegas melindungi readers setia ya. 🙂
gak semua karya bisa kalian baca selama kalian masih jadi siders. Kan gak enak ya
kalo kisahnya kepotong terus gak tuntas bacanya.? Kecewa.? #Sama author juga
kecewa sama SIDERS. Semoga kalian cepet insaf ya.!!

Desi LKim

68 responses to “I’m Going Crazy [3/?]

  1. Ya ampun, pasangan ini memang bener2 menggemaskan, cute couple… Myungsoo yg selalu mengganggu dan menggoda Suzy dan Suzy yg polos tp galak, lucunya… ijin langsung baca next partnya, gomawo 🙂

  2. Hahahaha bikin gemes aja tu myungzy,si myungsoo lelaki dewasa yg tingkah nya gag beda 5 suzy,tau ahh bakal gimana keluarga kecil mereka ?,mereka kapan ya punya baby thour ?,

  3. Haisss knapa seugho msh cari kesmpatan dengan suzy sihh dn son naeun jahat bnget sama suzy mntang” dia dosen nya dan baru aja sneng liat moment myungzy udh ada aja yg ngeganggu knpa suzy mau aja diajak pergi pdhal dia kn pnya suami
    nexttt
    atmi

  4. Si nenek lampir itu dateng mulu, udah tau nggak bakalan dapet apa2 tapi tetep aja nempel2 kyk jamur. Myung, jangan tergoda ya awass!!!

  5. Kasian juga liat myungsoo..
    Suzy g peka bangeet, polonya keterlaluan..
    Duhh tuh si naeun kebangetan ya.. Udah tau myung udah nikah mash aja ngarep. Btw seungho gimana sih sebenarnya? Hmmm

  6. Whoaaaa…. tambah seru…. Myung cemburu…
    Yg aneh knp Naeun n seungho juga ga bisa jaga jarak

Tinggalkan komentar