Together [13/?]

COVER TOGETHER

TOGETHER

CHAPTER 13

Author            : Desi LKim

Genre             : Marriage Life, Romance and Sad (Freelance)

Rate                : PG18

Lenght            : Chapter

Main Cast      : L / Kim Myungsoo and Bae Suzy

Support  Cast : Kim Sunggyu , Nam Woohyun, Lee Sungyeol, Park Jiyeon and other Find by yourself.

Disclaimer     : FF ini murni hasil pemikiran author dan cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan cast, setting dan alur itu hanya sebuah ketidaksengajaan.

Warning         : DON’T BASH ME PLEASE.!! Sorry for typo.! This FF special for L BIRTHSDAY.!! SAENGIL CHUKAE MYUNGSOO OPPA.!!! HAPPY 25 L-DAY.!!

Chapter 13

@Myungzy Room 19.00 KST

Myungsoo menghampiri istrinya yang berjalan lemah setelah melewati celah pintu kamar mereka. Yeoja cantik itu terlihat lesu dan tidak bersemangat dengan setelan blazer pink yang ia padukan dengan rok berbahan katun biru selututnya. Ia berjalan gontai mendekati suaminya yang tengah menatapnya khawatir.

“kau darimana, kau tau ini jam berapa.?” Tanya Myungsoo dengan mata menatap wajah Suzy yang terlihat lesu. Myungsoo benar-benar khawatir karena sedaritadi ia menanti-nanti kepulangan istrinya dari kantor dan jam 7 malam Suzy baru sampai dirumah. Sejujurnya ia begitu penasaran apa yang dilakukan Suzy hingga malam begini baru tiba dirumah. Namun melihat ekspresi sedih yang terpancar disana ia mengurungkan niatnya ketika Suzy memilih memeluk tubuhnya perlahan. Bahkan pertanyaan yang ia ajukan tidak terjawab. Myungsoo membelai perlahan rambut coklat Suzy yang masih terus diam dalam pelukannya.

“Suzy ya, waegeure.? Apa terjadi sesuatu.?” Tanya nya pelan.

“Myung, kau tau siapa ayah Naeun.?” Tanya Suzy tiba-tiba, satu pertanyaan meluncur setelah ia memilih diam sedari ia memasuki kamar mereka. Disatu sisi Myungsoo benar-benar terperanjat kaget dan berusaha melepaskan pelukannya namun Suzy masih bersikeras tidak ingin menatap langsung matanya dan memilih hanyut dalam pelukannya.

“jawab Kim Myungsoo.!” tegur Suzy tajam dengan setengah berteriak saat tidak mendapati jawaban apapun dari suaminya yang masih terus diam.

“ck. Yeoja ini. kenapa kau suka sekali berteriak. Kau tidak bosan berteriak terus eoh.?” Cecar Myungsoo yang tampak menyelipkan sedikit candaan dalam kalimatnya. Ia yakin Suzy telah mengetahui semuanya. Dan ia juga paham jika Suzy mengetahui hal itu istrinya benar-benar akan terpukul. Karena ayah dari sahabat dekatnya selama ini lah orang yang pernah menculiknya dan menyebabkannya mengalami amnesia hingga ia dewasa. Dan yang mungkin lebih menyakitkan adalah namja yang menculiknya juga adalah paman dari namja yang begitu ia sukai sedari kecil, Nam Woohyun.

“kau sudah tau.? Kau baru saja pulang dari penjara bawah tanah eoh.? Bukankah hari ini ayah Naeun keluar dari penjara.?” Tanya Myungsoo tanpa mau menjawab pertanyaan dari istrinya.

“jadi benar dia namja yang menculikku dulu.?” Tanya Suzy yang tengah mendongakkan kepalanya menatap wajah suaminya lekat. Disana Myungsoo tampak mengangguk-anggukan kepalanya sebagai isyarat bahwa yang dikatakan Suzy adalah benar.

“kau tau ini sejak lama.? Kenapa kau menyembunyikannya dariku.? Harrabeojji juga. ada apa dengan kalian semua.?” cecar Suzy dengan air mata yang mulai jatuh. Ia telah melepaskan pelukannya dari tubuh Myungsoo dan memilih menjauh selangkah. Hatinya masih belum bisa menerima kenyataan yang terasa seperti sebuah tamparan keras untuknya.

“Suzy ya. Aku menyembunyikannya darimu karena saat itu kau masih lupa ingatan. Aku tau kau akan sangat terpukul jika kau tau akan hal ini. percayalah, kami menyembunyikan ini karena tidak ingin kau tersakiti Suzy ya.” Jelas Myungsoo yang berusaha meraih jemari istrinya yang kembali melangkah mundur menjauhinya.

“k-kenapa kalian menyembunyikan ini dariku.? Kenapa aku bisa menyukai Woohyun selama ini.? apakah aku terlihat begitu bodoh.” Lirih Suzy dengan tatapan kosong. Dihadapannya Myungsoo masih berusaha mendekatinya dan ia kembali berjalan mundur mengambil jarak dari suaminya yang tampak menatapnya khawatir. Bagaimana Myungsoo tidak khawatir jika mata indah itu kini menatap lantai dengan pandangan kosong. Ia benar-benar menyesal telah menuruti permintaan harrabeojji Suzy untuk terus menyembunyikan kenyataan ini jika akhirnya ia harus mendapati istrinya seperti ini.

“Suzy ya. Jebbal. Jangan seperti ini. hey. Jangan menjauh dariku.” Bujuk Myungsoo saat tubuh mungil itu telah terbentur pada dinding kamar mereka. Suzy disana, masih dengan tatapan kosongnya. Otak nya benar-benar tidak dapat berfikir dengan jernih setelah dua kenyataan menyakitkan itu ia bongkar sendiri. Suzy kembali terisak dan seakan tak sanggup menyangga tubuhnya sendiri ia menurunkan tubuhnya, mengabaikan bagian punggungnya yang bergesekan langsung dengan sang dinding. Myungsoo secepat kilat mendekati tubuh istrinya dan memeluk istrinya yang tengah terisak dengan erat.

“Suzy ya. Percaya lah, kami benar-benar tidak ingin kau tersakiti, kau sendiri yang memilih Naeun sebagai sahabatmu, dan kau sendiri juga yang memilih Woohyun sebagai orang yang kau sukai selama ini. harrabeojji mu melakukan ini karena dia menyayangimu Suzy ya. Percaya padaku ne.” Bujuk Myungsoo sembari mengusap perlahan rambut coklat istrinya yang masih menangis dalam pelukannya.

“ya.! Uljimma. Jebbal jangan menangis Kim Suzy. jangan membuatku terus-terusan terlihat begitu kejam.” Ucap Myungsoo lirih. dalam pelukannya Suzy masih terisak dan keduanya masih terus berpelukan dalam waktu yang cukup lama.

Setengah jam berlalu, tangisan keras Suzy telah mereda dan kini keduanya tengah terduduk dilantai bersandarkan pada dinding, masih dengan berpelukan dan Myungsoo yang masih setia membelai rambut istrinya berusaha menyalurkan kasih sayangnya pada istrinya, berusaha menghapus isakan kecil yang masih tersisa disana. Hingga Myungsoo merasakan helaan nafas berat dari balik pelukannya, ia berdecak pelan dengan senyum kecil dibibirnya.

“kau lelah menangis terus sampai kau tertidur eoh. Dasar.” Myungsoo mencibir pelan saat mendapati kepala istrinya tersandar lemah dibahunya. Ia kemudian mengangkat tubuh mungil istrinya perlahan dan membaringkannya diranjang mereka. Namja tampan itu kemudian berjalan keluar dari dalam kamar dengan sebuah ponsel tersemat dalam genggamannya. Ia menutup perlahan pintu kamar setelah memastikan Suzy telah terlelap dengan damai disana.

:::::::::::::::::::::::::::::

“harrabeojji. darimana Suzy tau semua ini. siapa yang memberitahunya.? Harrabeojji tau dia begitu terpukul dan terus-terusan menangis.?” cecar Myungsoo pada Bae Sungwon setelah mengucapkan sapaan hormatnya begitu panggilannya terjawab. Ia langsung menghubungi Bae Sungwon begitu tiba ditaman belakang halaman rumahnya yang terlihat lenggang.

hhh kepalaku juga benar-benar sakit Kim Myungsoo. sekretaris rubahmu itu yang mengirimkan kliping koran-koran puluhan tahun yang lalu pada istrimu. Dan yeoja keras kepala itu dengan begitu gigih dan nekat bepergian seorang diri ketempat seperti itu. aish. Dia itu masih saja keras kepala.” Terang sungwon dengan kesal. Diseberang sana ia tengah mengurut pelipisnya kuat. “Suzy benar-benar tidak mengingat Joonguk karena saat itu dia berada dalam pengaruh obat bius Myung. Ia sadar saat berada dirumah sakit dan amnesia, jadi dia tidak begitu mengalami trauma akan penculikan dan kecelakaan itu. hanya saja mungkin ia begitu terpukul mengapa bisa bersahabat dengan Naeun dan sempat menyukai Woohyun.” Terang Sungwon lagi. Myungsoo tampak menganggukkan kepalanya pelan.

“jadi bagaimana selanjutnya harrabeojji. hari ini Son Joonguk keluar dari penjara. Apa yang harus kurencanakan selanjutnya.?” Tanya Myungsoo yang tampak meminta pendapat dari Bae Sungwon.

kita fikirkan itu nanti. Dia tidak mungkin langsung merencanakan sesuatu setelah keluar dari dalam penjara. Untuk saat ini dinginkan dulu pemikiran kita sampai kita dapat rencana yang matang untuk beberapa waktu kedepan. Tapi tetap waspada. Jangan lengah sedikitpun Myung dan tetap jaga istrimu. Dan tentang Sunggyu. Kau harus memberitahunya sebelum dia tau semua ini dari orang lain. Bagaimana pun dia tetap memiliki hak untuk tau.” Terang Sungwon. “dan sekretarismu itu. aish. Kepalaku benar-benar sakit memikirkannya. Aku tidak tau jika dia yeoja selicik itu.” lanjut sungwon yang tampak kesal.

“arrasoyeo harrabeojji. aku berniat memberitahu Sunggyu hyung sekaligus membawanya mengunjungi makam Harrabeojjiku bersama Suzy. bagaimana pun aku belum memperkenalkan Suzy secara langsung dan meminta restu darinya.” Terang Myungsoo sembari mendongakkan kepalanya menatap bintang-bintang dilangit sana. “masalah Yoon Shena, aku tidak memiliki pilihan lain selain mempekerjakannya diperusahaanku harrabeojji. harrabeojji tau itu bukan. Aku hanya berharap dia akan kembali seperti dulu lagi. Ah ne. Harrabeojji. apakah Naeun memang tidak mengetahui jika ayahnya masuk penjara karena menculik Suzy.?” Lanjut Myungsoo yang masih menatapi benda bersinar diatas sana.

dia belum tau itu Myung. Sepertinya ia juga akan terpukul dan membenci Suzy karena ia hidup hanya dengan eommanya. Nan molla. Aku juga sakit kepala karena semua semakin rumit. baiklah, lakukan rencanamu dengan baik Kim Myungsoo. aku tau kau tidak akan gegabah. Tetap jaga istrimu, dia lebih membutuhkanmu disaat-saat seperti ini arra. KSungyeolo.” Phip. Satu bunyi yang menjadi akhir panggilan Bae Sungwon. Myungsoo menghembuskan nafas lelah setelah menyelipkan ponsel hitam itu pada saku celana jenas selututnya.

Namja tampan itu kembali memasuki kamarnya dengan sangat perlahan takut istrinya akan terbangun. Dengan sangat hati-hati ia menyelipkan tubuhnya dibalik selimut kemudian menyandarkan kepala istrinya pada lengannya.

“Suzy ya. Aku benar-benar lelah dengan semua ini. bolehkah aku hidup hanya berdua denganmu tanpa harus menyelesaikan masalah serumit ini.”

@Nam Hotel 22.00 KST

Woohyun berjalan pelan memasuki penthouse yang biasa menjadi tempatnya menghabiskan waktu jika ia sedang tidak ingin pulang keapartemen atau kerumah eommanya. Penthouse itu kini dihuni samchonnya yang baru keluar dari penjara beberapa hari yang lalu. Setelah mendapat pesan dari samchonnya ia dengan cepat meluncurkan mobilnya menuju hotel miliknya. Disana, namja paruh baya yang tengah duduk dengan tenang menatapnya tajam, Woohyun mendudukkan tubuhnya pada sofa dihadapan namja tua dengan garis yang menghiasi wajahnya.

“ada apa samchon memanggilku malam-malam begini.?” Tanya Woohyun sekedar untuk memecahkan keheningan.

“kau bodoh atau apa.? Kenapa kau rela menjatuhkan harga dirimu didepan anak kurang ajar itu dan menukar semua perjuangan panjangmu hanya untuk yeoja seperti nya.?” Cecar Joonguk dengan tajam dan langsung pada inti masalah. Didepan sana Woohyun masih berusaha menenangkan diri dan menekan emosinya perlahan. Ia tau betul watak samchonnya ini. dia namja yang akan melakukan segala hal untuk satu tujuan hidupnya.

“apa maksud samchon.?” Tanya Woohyun yang masih berusaha mengelak.

“neo jinjja pabboya.? Dia anak yang telah memukulmu dulu, kenapa kau rela meminta yeoja itu untuk kau miliki dan menukarnya dengan harga dirimu. Apa dia yeoja yang begitu berarti untukmu.? Kau begitu mencintainya.?” Cecar Joonguk dengan tenang namun tajam.

“aniyeyo samchon ah. Apa maksud samchon.? Bukankah samchon yang mengatakan padaku jangan sampai jatuh cinta sebelum ini semua berakhir.?” Tanya Woohyun dengan wajah seolah ia tidak mengerti apa maksud perkataan son Joonguk.

“kau kira aku bodoh. Baiklah kita anggap kau memang tidak pernah jatuh cinta padanya.” lanjut Joonguk akhirnya, walaupun didalam hati sana ia sangat mengetahui jika keponakannya sangat mencintai yeoja yang menjadi istri musuh besarnya.

“lalu ada apa samchon memanggilku malam-malam begini.?” Tanya Woohyun lagi sebelum pamannya bertanya lebih lanjut tentang yeoja itu, ia hanya tidak ingin Suzy terlibat didalam hal ini dan pamannya akan menyingkirkan segala macam hal yang menjadi batu sandungan untuknya selama ia menjalankan misi balas dendamnya ini. saat namja tua itu telah mengalihkan pembicaraan ia menghembuskan nafas lega, setidaknya pamannya tidak berniat menyakiti Suzy.

“sejauh mana rencana yang telah kau jalankan selama aku berada dipenjara.?” Tanya Joonguk tanpa ingin menjawab pertanyaan keponakannya.

“Sungyeolg itu. aku telah meletakkan beberapa mata-mata di Kim Coorporation samchon. Termasuk Naeun.” Jawab Woohyun dengan sedikit gagap.

“baiklah. walaupun tidak ada kemajuan dari rencanamu, aku akan menyusun rencana selanjutnya.” Jelas Joonguk dengan seulas senyuman penuh arti. “kau boleh pulang.” Lanjut Joonguk lagi.

“ne samchon. Aku pamit kalau begitu.” Ucap woohyun sebelum ia menegakkan tubuhnya dan membungkuk sopan.

“woohyun ah.” Panggil Joonguk tiba-tiba. “kau masih menginginkan pengakuan dari ayahmu.?” Lanjutnya seraya menatapi punggung Woohyun yang berhenti dihadapannya.

“ah aku akan memikirkannya lagi samchon.” Jawab Woohyun tanpa menolehkan kepalanya dan ia hendak meneruskan langkahnya kembali saat namja dibelakang sana kembali bersuara.

“kau tidak benar-benar menyukai yeoja itu bukan Nam Woohyun.?” Sindir Joonguk santai, satu kalimat yang berhasil membuat Woohyun membalikkan tubuhnya.

“aniyeyo samchon. Aku tidak mungkin menyukai yeoja itu. dia hanya seorang dongsaeng. Aku pamit kalau begitu.”

@Hoya Resto 13.00 KST

Myungsoo mendudukkan tubuhnya tepat dihadapan yeoja yang tengah menundukkan kepalanya dalam. Ia mendengus pelan saat yeoja itu menghindari kontak mata dengannya. Namja tampan itu masih enggan membuka suara sampai seorang pelayan menghampiri keduanya dan ia memesan minuman sekedar sebagai pengalihan rasa kesalnya pada yeoja dihadapannya.

“shena ya. Kenapa kau memberikan kliping koran itu pada Suzy.?” tanya Myungsoo tanpa basa-basi setelah seorang pelayan mengantarkan minuman yang ia dan shena pesan.

“apa maksudmu Myung.? Aku tidak melakukan apapun.” Elak shena yang kini memiliki keberanian untuk menatap mata tajam sahabatnya didepan sana.

“shena ya. Aku tau kau yang melakukannya. Jangan mengelak lagi. Aku dan harrabeojji Suzy telah menyelidiki cctv diperusahaan Suzy dan kau yang memberikan amplop coklat berisi kliping koran puluhan tahun lalu. Kau sangat membuatnya terpukul Yoon Shena.” Tegur Myungsoo tajam.

“a-aku hanya ingin dia membencimu dan menjauh darimu Myung.” Aku shena dengan senyum miris dan menatap cangkir milk tea didekat tangannya. Sejauh apapun ia berusaha mengelak toh Myungsoo telah mengetahui semuanya.

“shena ya. Jangan terus terlibat terlalu jauh seperti ini. kau tidak seharusnya terlibat dengan segala macam kejahatan yang dilakukan Woohyun. Jebbal hentikan semua ini. aku hanya ingin kau kembali seperti dulu, ayo kita bersahabat seperti dulu lagi shena ya. Kau tidak akan bisa membuatku menjauh darinya dan dia menjauh dariku, kau sebagai sahabatku tau bukan seberapa besar aku mencintai yeoja itu, bahkan sejak aku kecil. Aku benar-benar tidak sanggup hidup tanpa dia lagi Yoon Shena. Kau tau itu bukan.?”

“karena kau terlalu mencintainya maka aku sangat membencinya Kim Myungsoo.! kau bahkan melakukan semua hal yang ia minta dan memindahkanku kedivisi lain.! Kau benar-benar tidak ingin aku berada didekatmu sampai kau mengembalikan posisi Jung Soojung.?” Sergah shena dengan kilatan amarah terpancar jelas dari bola matanya yang bulat. Didepan sana Myungsoo tampak terkesiap, ia kini meyakini bahwa cinta memang bisa membuat seseorang kehilangan kendali.

“shena ya. Jebbal hentikan. kau telah terlibat terlalu jauh. Aku hanya ingin kau kembali seperti dulu.” Bujuk Myungsoo yang masih berusaha menekan emosinya lagi. Sejujurnya ia sangat marah karena yeoja ini masih berusaha menghancurkan kebahagiaannya dan Suzy.

“kau ingin aku berhenti.? Kalau begitu jadilah milikku Kim Myungsoo sayang. Ceraikan yeoja itu, dia hanya yeoja yang bisa merengek. Aku tidak menyangka jika yeoja kecilmu seperti itu.” hasut shena dengan seulas senyum nan manis. Namun senyum manis itu terlihat begitu menakutkan dimata Myungsoo.

“kau gila Yoon Shena.! Aku telah memperingatkanmu untuk tidak bertindak terlalu jauh. Jangan pernah menyalahkanku jika kau sampai terseret arus yang kau pilih sendiri. Aku telah memperingatkanmu. Dan satu lagi. Aku lebih mencintai yeoja yang hanya bisa merengek itu daripada mencintai yeoja rubah licik sepertimu. Setidaknya dia lebih memiliki hati yang tulus dibandingkan dirimu Yoon shena. Jangan pernah mengatakan hal seperti itu lagi. Kau benar-benar membuat kesabaranku habis. Antarkan surat pengunduran dirimu secepatnya. Aku muak melihatmu.” Myungsoo menegakkan tubuhnya tanpa ingin menatap lebih lama mantan sahabatnya lagi. Ia benar-benar tidak menyangka jika cinta mampu mengubah seseorang menjadi sejauh ini.

“Kim Myungsoo.!” Teriakan memohon itu berusaha ia abaikan dan meneruskan langkahnyaa mendekati pintu untuk keluar dan menuju mobilnya. Ia telah benar-benar memutuskan tali persahabatan diantara keduanya.

“apakah kau baru saja ditolak gadis manis.?” Seorang pria dengan luka wajah segaris tiba-tiba menghampiri Shena.

@Myungzy Room 21.00 KST

“Suzy ya.” Panggil Myungsoo tepat ditelinga kiri istrinya didepan sana. Tangan kekarnya masih melingkar dipinggang istrinya masih asik menatap langit malam dengan senyum yang menambah wajah cantik itu terlihat begitu menggemaskan dimata Myungsoo. bahkan Myungsoo tidak pernah bosan menatap senyum yang setiap hari selalu menghiasi hari-harinya. Suzy selalu terlihat cantik, saat tersenyum, marah, kesal bahkan saat sedang menangis pun Myungsoo merasa istrinya selalu menggemaskan dan begitu menggoda dimatanya.

Saat ini keduanya tengah asik menikmati indahnya malam diakhir musim panas dari balkon kamar mereka dan Myungsoo yang senantiasa memeluk tubuh mungil itu dari belakang sana. Bahkan kini hidung mancungnya telah bersempil disela-sela telinga kiri istrinya hingga dapat menghirup aroma mawar itu yang sangat ia sukai lebih dalam lagi. Suzy, ia mengusap lengan suaminya yang masih melingkari perutnya dan tersenyum manis, walaupun senyum itu tidak dapat dilihat Myungsoo karena namja itu tengah sibuk menghirup aroma manis yang menguar dari tubuhnya.

“sampai kapan kau akan melamun terus sayang.?” Ucapnya pelan tanpa menghentikan kegiatannya dibelakang sana –masih menghirup aroma mawar itu dan menghembuskan nafas hangatnya disekitar bahu istinya yang akan kembali bergidik geli-.

“sampai kau berhenti melakukan hal seperti itu sayang.” Tegur Suzy dengan kekehan gelinya.

“ayo tidur, aku benar-benar mengantuk.” Bujuknya dengan suara sememelas mungkin, Suzy tau itu hanya alasan yang digunakan Myungsoo. karena sesampainya diranjang, namja itu akan kembali menikamnya.

“ck. Berhenti membuat alasan seperti itu tuan Kim. Aku telah mengenali kebiasaanmu namja byeontae.” Decak Suzy dengan sedikit kesal saat namja itu tidak menghentikan aksinya justru membalikkan tubuh keduanya hingga keduanya saling menatap satu sama lain.

“shirreo.? Atau aku perlu melakukan sedikit pemaksaan.?” Tanyanya dengan wajah yang ia buat sedingin mungkin. Ekspresi itu justru terlihat menggelikan dimata Suzy. yeoja cantik itu mengembangkan senyuman termanis yang mampu membuat suaminya terhipnotis. Dengan sedikit berani ia mengalungkan kedua tangannya dan menarik leher suaminya semakin mendekat. Ia menekan bibir tipis itu perlahan dan mulai menggerakkan bibirnya. Namja itu masih diam tanpa membalas ciumannya hingga Suzy sedikit mengeryit kesal karena tidak mendapat respon.

“ya.!” Tegur Suzy tatapan tajam. Namja tampan itu menampilkan senyuman menawannya menatap wajah kesal istrinya. “tiba-tiba aku teringat ciuman agresifmu saat kau memintaku menikahimu dulu sayang.” Ejek Myungsoo dengan senyum evilnya. Suzy menyembunyikan wajahnya yang telah memerah disekitar pundak Myungsoo. terlalu malu jika harus mengingat kejadian yang dimaksud Myungsoo

“aigoo. Kyieopta.!!” Pekik Myungsoo gemas. Ia kembali menggesek-gesekkan hidungnya pada hidung istrinya dengan gemas.

“kau benar-benar membuatku selalu ingin menerkammu sayang.” Serunya sebelum menempelkan bibirnya dengan lembut dibibir istrinya. Ia kemudian menggiring tubuh mungil itu melewati pintu balkon tanpa melepas ciumannya dan memasuki kamar mereka.

Brak.! Pintu balkon terbanting setelah kaki Myungsoo dengan sangat kurang ajarnya menendang pintu tak berdosa itu hingga tertutup rapat.

@Nam’s House 20.00 KST

Nam Gyuri membelai pelan rambut halus putranya yang tengah berbaring pada sebelah pahanya.  aura kecantikan masih terpancar jelas diwajah nya yang terdapat sedikit keriput diusianya yang hampir menginjak kepala lima. putra nya berkali-kali menghembuskan nafas lelah dengan mata terpejam, sebelah tangannya tersampir didahinya hingga menutupi sebagian wajahnya. Sedaritadi hanya ini yang dilakukannya. Woohyun hanya ingin berbaring dipaha ibunya, suatu kebiasaan jika ia sedang merindukan yeoja yang telah melahirkannya ini atau jika ia sedang merasa gelisah seperti saat ini.

Gyuri begitu hafal dengan tabiat putra semata wayangnya ini, terlebih setelah kakak tirinya Son Joonguk telah keluar dari penjara, ia tau kakak tirinya terus menekan putranya. Namja paruh baya itu telah sekian lama mendekam dibalik jeruji besi karena harus menebus kesalahannya atas penculikan putri bungsu dari musuh besar perusahaan mereka. Joonguk memang menjabat sebagai CEO Nam Hotel, hotel yang dipercayakan Junsik –suaminya- untuk Woohyun. Hanya sampai batas dimana Woohyun telah siap memikul beban sebagai seorang pemimpin. Namun kesalahan serta kelicikannya mengakibatkan ia harus mendekam didalam penjara.

Walaupun Gyuri menjalani hari-harinya hanya sebagai istri kedua, ia merasa begitu bahagia. Setidaknya Junsik masih terus memperhatikannya dan putranya selama ini. Junsik tidak mengabaikan putra yang terlahir akibat kehilafannya tumbuh tanpa kasih sayang, bahkan namja yang sangat dicintainya itu telah mempercayakan sebuah hotel sebagai pegangan untuk putra kecilnya dulu.

Kim Junsik adalah salah satu sahabat kakak tirinya, sahabat dekat lebih tepatnya. Ia cukup mengenal namja tampan yang selalu menjadi bahan pembicaraan dikampusnya saat itu karena Junsik juga sering berkunjung kerumahnya. Bunga-bunga cinta didalam hati Gyuri tumbuh karena ia sering bertatap wajah dan berbincang dengan sunbaenya itu. Gyuri harus memendam kekecewaan karena setelah lulus dari universitas Junsik langsung memutuskan mengakhiri masa lajangnya dengan seorang wanita yang dijodohkan dengannya. Setelah pernikahan Junsik itu pula, Gyuri selalu mengurung diri didalam kamar hingga Joonguk bertanya apa yang membuatnya bersikap demikian dan terlihat begitu murung. Gyuri mengakui perasaan terpendamnya terhadap sahabat kakak tirinya itu.

Hingga suatu malam, Junsik datang berkunjung setelah sekian lama namja tampan itu menghilang. Joonguk menyambutnya dengan penuh kebahagiaan, terlebih Junsik membelikan beberapa buah bir karena ingin merayakan kehamilan istrinya yang beranjak dua bulan dan membagi kebahagiaannya bersama sahabat dekatnya. Dan satu kesalahan terdalam yang telah Joonguk lakukan adalah karena membuat Gyuri turut mabuk berat. Junsik yang saat itu juga tengah berada diluar kontrol, entah mengapa tidak ada kewarasan yang menggelayuti keduanya hingga tanpa sadar melakukan sesuatu diluar batas kesadaran keduanya saat itu.

Setelah itu Junsik terus bertanya padanya apakah ada sesuatu yang terasa lain dan selalu memantau keadaan adik sahabatnya. Gyuri mengandung Woohyun satu bulan kemudian, ia memutuskan kabur dan menghilang dari kehidupan Junsik karena namja itu juga telah memiliki istri yang juga sedang hamil anak pertamanya. Namun seberapapun kuatnya Gyuri berusaha lari dari kehidupan namja itu, Junsik telah mendengar kabar kehamilannya dan mengerahkan semua anak buahnya untuk mencari Gyuri. Namja itu memenuhi tanggung jawabnya dan menikahi Gyuri walaupun harus dengan menutupi pernikahan mereka karena Junsik tidak ingin ayahnya akan marah jika mengetahui ia memiliki pernikahan lain selain dengan istrinya, Kim Yoonhee. Gyuri menurut, ia tetap bersyukur karena setidaknya namja itu begitu bertanggung jawab menikahinya walaupun dengan terpaksa. Junsik terus memberikan perhatian yang sama terhadap Gyuri tanpa pilih kasih terhadap kedua istrinya yang tengah hamil. Kelahiran Woohyun seperti anugerah terbesar bagi Gyuri, Junsik terus bersikeras memberikan marga Kim dalam nama Woohyun. Namun Gyuri juga terus bersikeras tidak akan melakukan hal itu, ia lebih memilih memberikan marganya dalam nama Woohyun. Setidaknya Gyuri cukup tau diri, Junsik akan tetap mencintai Yoonhee sampai kapanpun dan menikahi dirinya hanya karena sebuah kesalahan.

Hari terus berlalu, tiga tahun kemudian Yoonhee kembali melahirkan putra keduanya dan keduanya masih berhasil menutupi pernikahan tersembunyi ini. Namun sehebat apapun keduanya menutupi pernikahan mereka, akhirnya Yoonhee mencium juga pernikahan suaminya dengan wanita lain. Gyuri begitu merasa bersalah dan tersudut saat Yoonhee datang, bahkan saat itu Junsik rela menampar pipi putra bungsunya yang berusia dibawah Woohyun. Setelah itu, Gyuri tau Junsik terus tenggelam dalam perasaan bersalahnya karena putra bungsunya yang bernama Myungsoo itu selalu menjaga jarak dengan ayahnya. Gyuri sadar, hati Myungsoo kecil tidak dengan mudah menerima kenyataan itu disaat usianya baru beranjak tujuh tahun. Bahkan dalam tidurnya Junsik selalu menggumamkan kata maaf untuk Myungsoo sampai detik ini.

“eomma. Apakah ahbeojji jarang bermain kesini.?” Tanya Woohyun yang membuyarkan lamunan Gyuri.

“ani. Dua hari yang lalu ahbeojjimu baru saja berkunjung kesini Woohyunie. Ahbeojjimu terlihat kurang enak badan akhir-akhir ini, ia terlihat pucat saat datang kemari.” Jelas Gyuri tanpa menghentikan belaian jemarinya dirambut Woohyun.

“eomma-“ panggil Woohyun lagi, kali ini ada nada ragu saat ia memanggil nama ibunya. Ia telah melepaskan lengannya yang sedaritadi menutupi wajahnya hingga kini ia dengan leluasa mendongak untuk menatap wajah lembut ibunya.

“wae chagi.? Apa yang mengganggu hatimu sampai kau begitu gelisah eoh.?” Tanya Gyuri sembari tersenyum hangat. Senyum yang selalu menjadi penenang bagi Woohyun, senyum sama seperti yang dimiliki Bae Suzy. yeoja yang sangat ia cintai setelah ibunya. Yeoja yang telah menjadi istri adik kandungnya.

“eomma. Apakah ahbeojji akan kecewa padaku jika ia tau aku melakukan semua ini dibelakangnya.?” Tanya Woohyun dengan ragu. Gyuri kembali tersenyum, cukup sadar makna dari kata yang diucapkan putranya.

“molla. Eomma sudah berulang kali mengatakan padamu untuk berhenti melakukan semua ini. Myungsoo masih sangat kecil saat ia memukulmu dulu. Kau terus mendendam padanya hanya karena hal itu eoh.? Coba bayangkan jika kau berada diposisinya. Terlebih diusiamu yang masih sangat kecil. Apakah kau tidak akan melakukan hal yang sama sepertinya.? Eomma sudah memperingatkan padamu sejak kau masih kecil. Jangan menuruti perkataan samchon mu. Dia namja yang tidak pernah puas dan selalu melakukan segala cara Woohyun ah.” Terang Gyuri dengan mata menatap layar televisi yang terus menyala tanpa ada yang memperhatikan. Woohyun membalikkan tubuhnya hingga menelungkup. Ia menyembunyikan wajahnya karena air mata telah mengenang dipelupuk matanya. Ia tidak ingin ibunya bersedih karena melihatnya menangis. terlalu terlambat untuk menghentikan semua yang telah dimulainya.

“eomma. Apa salah jika aku menginginkan pengakuan dari ahbeojji.? Apa salah jika aku mencintai Suzy.?”

@Myungzy Room 09.00 KST

Hari-hari terus berlalu. Detik berganti menit, menit berganti jam dan jam berganti hari. Myungsoo dan Suzy kembali menjalani kehidupan pernikahan seperti biasa. Saat ini musim gugur tengah menyambangi kota Seoul dimana dedaunan berubah warna dari hijau menjadi kemerahan dan bunga-bunga yang mulai merontokkan kelopak indahnya satu persatu. Suhu udara menjadi lebih dingin jika dibandingkan dengan musim panas yang baru saja berlalu.

Myungsoo merasakan perubahan yang sangat besar terjadi dalam kehidupannya. Hari-harinya terasa lebih berwarna setiap harinya dengan Suzy yang selalu berada disampingnya. Semua terpaan badai yang menghampiri dan berusaha memporakporandakan rumah tangganya membuat hubungannya dengan Suzy semakin terjalin erat. Mereka berusaha meyakinkan satu sama lain, berusaha mengisi setiap kekosongan dan kelemahan satu sama lain. Terus saling mempercayai tanpa memperdulikan segala macam badai yang menghantam. Ia benar-benar merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya dalam sebuah pernikahan. Karena ia memiliki Suzy dan Suzy memilikinya tanpa ada yang mampu memisahkan. Hanya dengan yeoja itu terus berada disisinya ia merasa menjadi seseorang yang mampu menghadapi dunia ini.

Didalam kamar itu, tampak Myungsoo yang tengah berjalan kesana kemari didepan pintu sebuah kamar mandi dengan raut wajah harap-harap cemas menanti sosok istrinya didalam sana.

“Suzy ya. Otte.?” Teriaknya dari balik pintu kamar mandi yang menjadi penghalangnya menatap istrinya didalam sana. Masih tidak ada sahutan dari Suzy dan Myungsoo masih setia menunggu dengan harap-harap cemas didepan pintu kamar mandinya.

Pintu terbuka dan Suzy muncul disana dengan sebuah alat tergenggam dijemari tangan mungilnya. Tatapannya benar-benar tanpa ekspresi dan sepertinya ia benar-benar kecewa. Dari raut wajah itu Myungsoo kemudian menghampiri istrinya dan memeluknya erat. Ia tau, ia harus berusaha lebih keras lagi untuk menghadirkan tangis seorang bayi yang begitu diinginkan semua orang disekelilingnya. Catat. Bukan mereka yang memburu-buru untuk memiliki momongan –walaupun sejujurnya keduanya sangat menginginkan kehadiran seorang aegy yang akan membuat keduanya tidak begitu kesepian dan mungkin membuat ia dan Suzy lebih dekat satu sama lain-. Semua lebih condong akan pemaksaan dari harrabeojji dan halmonni Suzy, appa dan eomma nya, Sunggyu dan jiyeon, kedua orang tua Suzy, bahkan Bae Jihyun kakak ipar nya sendiri terus melakukan teror terhadapnya untuk segera memberikannya seorang keponakan, bukan hanya itu semua orang yang tinggal dirumahnya terus melontarkan pertanyaan yang membuat kupingnya begitu panas.

“gwenchana.” Ucapnya lembut seraya membelai penuh kasih rambut coklat istrinya perlahan, ia masih berada didepan pintu kamar mandi dan masih memeluk tubuh istrinya pelan. Dibalik pelukannya ia dapat merasakan kekehan kecil dari istrinya.

“mwoya. Kau bahagia karena aku gagal lagi eoh.? Sepertinya kau begitu bahagia karena mereka terus mengejekku.” Dumel Myungsoo saat mendapati Suzy yang sedang tertawa meledek kearahnya.

“Myung ah.” Panggil Suzy lembut. Jemari mungilnya tergerak pelan membelai rambut hitam suaminya masih dengan memeluk tubuh tegap Myungsoo. ia kemudian melepaskan pelukannya dan menatap suaminya dengan senyum manis disana.

“JAJANGGG.!!!” Teriaknya keras seraya melambaikan alat tes kehamilan telah berhiaskan dua garis merah.

“chukae Myungsoo appa.!!” Pekiknya senang dan kemudian menghambur dalam pelukan suaminya yang masih kaget akan kejutan yang diberikannya. Ia sendiri benar-benar bahagia karena keinginan keduanya selama ini telah terkabul. Ia akan menjadi seorang ibu dan Myungsoo akan menjadi seorang ayah. Bukankah akan menyenangkan menjalani hari-harinya bersama Myungsoo dengan seorang malaikat kecil nan lucu nantinya.

“Suzy ya.? Apakah ini mimpi.?” Tanya Myungsoo yang saat ini menerima pelukan hangat istrinya. “ani. Apakah kita perlu memeriksakan kedokter.?” Tanya Suzy dari balik pelukan suaminya.

“Suzy ya. Jinjja.??” Tanya Myungsoo dengan raut wajah antara bahagia dan terkejut bukan main, karena awalnya ia mengira raut wajah sedih yang dibuat-buat istrinya memang mengharuskannya berusaha lebih keras lagi.

“jinjjjarro Myungsoo appa.” Sahut Suzy yakin, dan ia merasakan Myungsoo kembali memeluknya erat dan berkali-kali menciumi puncak kepalanya dalam.

“gomawo Suzy ya. Jeongmall gomawo. Arght.! Aku benar-benar bahagia Kim Suzy.” teriak Myungsoo tanpa mampu menutupi bahagia yang menghinggapi hatinya saat ini. ia akan menjadi seorang ayah dan memiliki seorang aegy seperti yang sangat ia idam-idamkan selama ini. dengan sekali gerakan ia menyurukkan kedua telapak tangannya meraih bagian belakang kepala Suzy dan menggesek-gesekkan hidung mandung nya berkali-kali pada hidung istrinya dengan kedua mata terpejam dan senyuman lebar terkembang dibibir tipisnya. Suatu kebiasaan Myungsoo yang sangat disukai Suzy.

Myungsoo menghentikan kegiatan nya sejenak dan menatap dalam bola mata bulat istrinya yang masih tersenyum senang kearahnya.

“gomawo chagiya. Jeongmall.” Ucapnya pelan sebelum ia kembali mempertemukan bibirnya dengan bibir istrinya dan melumat bibir manis itu pelan. Ia menarik tengkuk istrinya yang masih berada dalam genggaman tangannya dan memperdalam ciumannya.

“saranghae, jeongmall saranghae.” Ucapnya lirih disela-sela ciuman lembut yang dilakukannya. Beberapa detik kemudian ia melepaskan bibir istrinya dan tersenyum semanis mungkin dihadapan yeoja tercintanya, ia kembali memeluk tubuh istrinya perlahan.

“aku tidak sabar menantikan kelahirannya Suzy ya.” Ucap Myungsoo tiba-tiba.

“ck, dia bahkan belum tumbuh besar Kim Myungsoo.” decak Suzy seraya menggeleng-gelengkan kepalanya pelan dan menunjuk perutnya yang masih rata. Myungsoo kembali tersenyum kecil kemudian menopang badannya dengan kedua lutut dihadapan istri tercintanya.

“aegy ya. Gomawo. Appa tidak sabar menunggumu lahir didunia ini chagi.” Ucap Myungsoo yang kemudian menciumi dengan lembut perut rata istrinya yang tampak bergidik geli.

“Suzy ya, aku akan mengajakmu kemakam harrabeojji besok. kau ikut ne. Aku akan mengajak Sunggyu hyung juga. aku harus menjelaskan semua padanya sebelum terlambat.” Terang Myungsoo tiba-tiba saat ia telah berdiri kembali dan memeluk Suzy dengan lembut.

“hem. Aku juga belum sempat meminta restu padanya sejak kita menikah Myung.”

@Pemakaman 17.00 KST

Sebuah senja nan terik dimusim gugur. Disebuah pemakaman umum yang cukup lenggang dikelilingi pepohonan yang sedang asik menggugurkan daun-daunnya mengikuti arah angin yang bertiup. Ketiga insan itu tengah berjalan beriringan menghampiri sebuah makam bertuliskan ‘Kim Jaesuk’. Suzy, Myungsoo dan Sunggyu memberikan perngormatan bersama sebanyak tiga kali sebelum akhirnya ketiganya meletakkan buket bunga yang berada dalam genggaman masing-masing tepat dibawah batu nisan.

Suzy yang berdiri tepat disebelah Myungsoo meraih jemari suaminya perlahan kemudian membungkuk sopan.

“eorimaniyeyo Kim Harrabeojji. anyeongihaseyo. ChonSungyeol Bae Suzy imnida.” Suzy menghela nafas sejenak agar bulir airmata yang tertahan dipelupuk matanya tidak terjatuh sementara dibawah sana genggamannya dijemari Myungsoo sedikit mengerat seiring emosinya yang mulai tidak teratur. Terasa sesak membayangkan namja paruh baya yang dulu dikenalnya memberikan boneka teddy bear padanya ternyata telah lama tiada.

“Suzy ya, uljimma.” Ucap Myungsoo pelan saat menyadari tingkat emosi istrinya sedikit buruk melalui helaan nafas berat Suzy. disebelahnya Suzy menganggukkan kepalanya penuh keyakinan sebelum memulai kalimatnya kembali.

“aku kesini ingin meminta restu padamu harrabeojji. aku telah menikah dengan cucu harrabeojji. Kim Myungsoo. maaf aku melupakan harrabeojji dan Myungsoo selama ini. gomawo karena harrabeojji telah menyelamatkan namja ini dan membiarkannya tumbuh dewasa hingga aku akhirnya dapat menikah dan mengingatnya kembali harrabeojji. gomawoyo telah mempertaruhkan nyawamu untuk Kim Myungsoo. aku benar-benar mencintainya. Aku berjanji tidak akan pernah berpaling dan meninggalkannya lagi, tidak akan membiarkannya melewati masa-masa sulit dalam hidupnya seorang diri. Sekali lagi, gomawoyo karena harrabeojji mempertaruhkan nyawa harrabeojji hingga aku dapat bertemu kembali dengannya. Gomawoyo harrabeojji. nan jeongmall saranghaeyo. Restui pernikahan kami harrabeojji, aku sedang mengandung calon cucumu, berkati pernikahan kami dan semoga lewat calon aegy kami, aku dan Myungsoo dapat menemukan sosokmu dalam dirinya nanti. Semoga harrabeojji bahagia disana, aku telah kembali pada cucumu, semoga ini dapat membuat harrabeojji tenang, gomawoyo untuk perngorbanan terbesar harrabeojji. aku tau kata terimakasih mungkin tidak dapat mengembalikanmu kembali kedunia ini dan bersama-sama dengan kami lagi. Tapi tetaplah bahagia disana harrabeojji, aku mencintaimu. Dan harrabeojjiku menitipkan salamnya untukmu, dia terus mengenang semua kenangan bersama harrabeojji di Busan sana. Sekali lagi, jeongmall gomawoyo harrabeojji. nan jeongmall saranghaeyo harrabeojji.” air mata Suzy benar-benar pecah dikalimat terakhirnya yang tidak mampu membuatnya membendung buliran air matanya yang semakin deras. Dadanya benar-benar terasa sakit karena selama ini ia melupakan kenangan masa kecilnya begitu saja. Myungsoo kembali merengkuh pundak istrinya dengan lembut dan mengusapnya perlahan.

“Suzy ya, jaga emosimu, ingat itu bisa membahayakan uri aegy.” Ucap Myungsoo lembut dan kembali mengecup pelan pipi kiri istrinya penuh sayang. Disebelah Suzy Sunggyu tampak mengerutkan dahinya pertanda ia benar-benar bingung. Terutama dengan semua kalimat yang diucapkan Suzy sampai akhirnya istri adiknya itu menangis keras.

Setelah tangisan Suzy sedikit reda Myungsoo mengalihkan tatapannya pada Sunggyu yang terus terpaku diam. Ia tau hyungnya bingung dengan semua kalimat yang dilontarkan Suzy. setelah Suzy mengangkat wajahnya dan menyeka air mata dengan punggung tangannya, istrinya menarik nafas dalam-dalam berusaha membuang isakannya.

“hyung, ada yang ingin aku ceritakan kepadamu. Bukankah kau ingin aku yang menceritakannya langsung padamu.?” tegur Myungsoo saat mata sipit kakak tersayangnya hanya menatapi batu nisan dengan pandangan kosong. Teguran kecil itu mengalihkan sejenak pandangan kosong Kim Sunggyu yang kemudian mengikuti kegiatan adiknya duduk dipinggiran makam harrabeojjinya bersama dengan Suzy tentunya.

Myungsoo menceritakan segalanya yang terjadi dalam keluarganya selama ini yang tidak diketahui Sunggyu. Semuanya. Ia benar-benar tidak ingin menutupi sesuatu hal terkecil pun dari hyungnya lagi. Karena setelah ini ia benar-benar membutuhkan bantuan kakaknya untuk mempertahankan perusahaan mereka bersama-sama. Ia tidak akan sanggup menghadapi musuhnya seorang diri. Lagipula Sunggyu berhak tau semua yang terus ia sembunyikan selama ini. termasuk satu kenyataan bahwa mereka memiliki satu saudara kandung lagi.

“dia benar-benar anak appa hyung. Aku melihat semuanya saat aku masih berusia tujuh tahun. Karena itu aku begitu membenci appa selama ini. penolakan yang kulakukan selama ini bukan karena aku membenci Woohyun hyung, aku bukan tidak menerimanya. Aku hanya memerlukan waktu yang cukup lama untuk menyadari bahwa dia memang saudara kandung kita hyung.” Jelas Myungsoo mengakhiri kisahnya. Ia akan menerima jika Sunggyu marah ataupun akan melontarkan kata-kata pedas kearahnya setelah cerita panjang yang ia sembunyikan dari kakaknya.

“aku juga berada disana saat itu oppa. Aku bahkan melihat namja ini memukul Woohyun oppa karena memiliki mainan yang sama dengan yang diberikan ahbeonnim pada kalian berdua. Sampai ahbeonnim benar-benar marah karena sikap keras kepalanya yang belum mampu menolak bahwa anak itu juga memanggil appa yang selama ini dihormatinya dengan sebutan ahbeojji. Aku tau hal itu adalah pukulan yang sangat keras untuk anak seusianya. Terlebih setelelah itu ia kehilangan harrabeojji yang sangat dekat dengannya karena menyelamatkan nyawanya setelah pertengkaran kedua orangtuanya yang terjadi didepan matanya sendiri.” Tambah Suzy yang kini tengah menatapi batu nisan dengan kesedihan tergambar jelas diwajah cantiknya.

“kenapa kau menyembunyikannya dari hyung selama ini Myung.?” Tanya Sunggyu dengan lembut dan ia merangkul pundak adiknya dengan sayang. Seberapapun ia ingin melontarkan kemarahannya ia tidak akan sanggup melakukannya terhadap Myungsoo. ia tau Myungsoo mengubur semuanya seorang diri karena takut ia juga akan terpukul jika mengetahui nya. Cukup luka yang diterima adiknya selama ini, ia tidak ingin menambah luka baru yang akan semakin menyudutkan posisi Myungsoo dengan kemarahannya. Ia hanya mencoba berfikir sejernih mungkin.

“hyung, kau tidak marah padaku.?” Tanya Myungsoo sembari memutar badannya menatap lekat wajah hyungnya yang sedang tersenyum lembut kearahnya.

“aniyo, haruskah aku marah.? Geure.? Suzy ya.? Apakah oppa harus marah pada bocah kurang ajar ini.? karena dia menyembunyikan semua ini dari oppa dan karena dia mencuri ciumanmu dulu.?” tanya Sunggyu yang dibalas anggukan lucu nan menggemaskan dari Suzy disebelah dua namja tampan itu.

“YA.! Kau begitu senang dia marah padaku.?” Protes Myungsoo menatap tajam istrinya yang kembali menganggukkan kepalanya dengan lucu.

“kau lihat itu.? dia setuju jika aku marah padamu arra. kau ini benar-benar dongsaeng yang kurang ajar. Berani menyembunyikan rahasia semacam itu dariku selama ini. dan lagi. Kau telah mengenal istrimu sejak kecil dan mencium anak yang masih dibawah umur eoh.? Aigoo. Anak ini.! benar-benar namja mesum.!” Dumel Sunggyu dan menjitak kepala adiknya pelan. Myungsoo meringis pelan dengan mengusap kepalanya yang berdenyut sedikit. Namun ia begitu lega karena hyungnya tidak marah padanya.

“hyung gomawoyo karena tidak marah padaku. Gomawo karena kau telah menyayangiku selama ini hyung. Aku benar-benar mencintaimu hyung.!” Seru Myungsoo dan memeluk tubuh hyungnya perlahan. Suatu kebiasaan yang telah ia lakukan sejak kecil dan sangat ia sukai. Ia menemukan ketenangan setiap kali hyungnya memeluknya.

“Suzy ya. Kau lihat, dia ini sebenarnya namja yang sangat manja.” Lapor Sunggyu dengan senyum terkembang dibalik pundak adiknya. Ia benar-benar mengerti mengapa selama ini Myungsoo sangat menyukai pelukannya, karena anak ini tidak menemukan siapapun yang dapat ia percaya dalam hidupnya selain dirinya.

“harrabeojji dengar. Hyung tidak marah karena aku menyembunyikan semua nya selama ini. semoga kau tenang disana harrabeojji. nan jeongmall saranghae harrabeojji. gomawoyo.” Ucapnya pelan dengan senyum terkembang. Ia tidak ingin menangis lagi setiap kali ia teringat harrabeojjinya. Ia tau namja tua yang sangat disayanginya itu akan sangat kecewa jika ia terus menangis dan menjadi namja lemah.

“hyung setelah ini kau harus mempertaruhkan perusahaan kita bersama-sama hyung.!”

@Nam Hotel 20.00 KST

Joonguk tengah memeriksa sebuah laporan kesehatan didalam penthouse nya. Ia terus menilik-nilik hasil scan kepala seseorang dan mengamati sebuah kertas. Ia mengusap dagunya pelan kemudian tersenyum licik.

“ck. Sepertinya kesehatanmu benar-benar memburuk chinggu ya.” Serunya kemudian tertawa sekeras mungkin. Ia meraih ponsel hitamnya dan menunggu suara seseorang diseberang sana.

samchon ah. Waeyo.?

“woohyunie. Apakah kau masih menginginkan pengakuan dari ahbeojjimu.?”

tentu saja samchon. Waeyo.?

“ani. Aku hanya sedang memikirkan sesuatu. Kau persiapkan dirimu dengan baik ne.”

maksud samchon.?

“hanya persiapkan dirimu sebaik-baiknya. Ah. Tentang yeoja itu. kau benar-benar tidak mencintainya bukan keponakanku sayang.?” Sindir Joonguk dengan senyum terkembang dan nada yang terkesan mengancam.

aniyeyo samchon.” Phip. Sambungan terputus dan Joonguk yang kembali tertawa keras.

@Japanese Resto 23.30 KST

Myungsoo melipat kedua tangannya diatas meja menatap geli sekaligus menahan mualnya saat Suzy -dihadapannya dengan sangat sumringah- memasukkan setiap daging mentah yang ia suapkan terus menerus kedalam mulutnya. Sementara dirinya. Ia hanya menatapi istrinya dengan lambungnya yang mulai tidak karuan saat aneka seafood mentah itu masuk satu persatu kedalam mulut istrinya. Catat. MENTAH.!

Yeoja cantik itu dengan begitu bersemangat membangunkan suaminya tepat pukul 11 malam dan memaksa Myungsoo menemaninya makan seafood disalah satu resto favoritnya. Dan melegakannya lagi resto itu masih belum tutup walaupun ini sudah pukul 11 malam hingga Myungsoo tidak perlu repot-repot membujuknya jika makanan yang ia inginkan tidak tersedia didepannya.

“MyungMyung ah. Kau benar-benar tidak suka.?” Ulang Suzy lagi, sedaritadi ia telah berkali-kali melontarkan pertanyaan yang sama pada namja yang tengah menahan gejolak asam lambung didepan sana.

“Suzy ya. Aku benar-benar mual. Lihatlah kaki gurita itu bahkan masih bergerak-gerak Kim Suzy.” seru Myungsoo dengan tatapan jijik kearah hewan laut yang bahkan masih memberontak didalam piring saji. Ia sama sekali tidak menyentuh sedikitpun karena ia memang bukan penggila seafood mentah seperti istrinya.

“oppa. Cobalah, ini benar-benar enak.” Titah Suzy dengan senyum andalannya dan tangan terjulur mengarahkan sumpit berisi gurita yang masih bergerak-gerak kearah bibir suaminya yang terkatup rapat. Myungsoo mendengus sebal dengan bibir terkatup rapat. Suzy hanya memanggilnya oppa dengan manja jika ia sedang memiliki permintaan yang sedikit aneh. Dengan cepat ia menggeleng-gelengkan kepalanya menyadari ada sedikit nada memaksa disana.

“shirreo.? Kau tidak mau memakan ini walaupun ini permintaan aegy mu.?” Rajuk Suzy dengan mata memicing menatap tajam suaminya yang terus menggeleng. Didepan sana jemari tangannya masih senantiasa terjulur kalau saja Myungsoo mau menerima suapannya.

“oppa- cobalah. Sekali saja eoh.?” Bujuk Suzy tanpa mau menyerah sedikitpun. Dan Myungsoo kembali menunjukkan reaksi yang sama.

“aaaaa-“ bujuk Suzy dengan mulut terbuka. dan Myungsoo yang kembali menggeleng, kali ini gelengannya semakin keras karena Suzy memajukan sumpitnya mendekati bibir tipis itu hingga kaki gurtita yang masih bergerak-gerak itu menempel disana.

“shirreo.? Kalau begitu aku tidak akan minum susu yang kau buatkan setiap pagi, aku tidak akan mau memeriksakan kandunganku lagi dan semua kata-katamu tidak akan aku turuti.!” Ancam Suzy dengan bibir mengerucut dan ia telah menarik tangannya yang terjulur.

“YA.! Hanya satu suapan. Tidak lebih. Arra.! palli.” seru Myungsoo akhirnya. Ia memejamkan matanya dengan bibir terbuka sedikit saat jemari Suzy yang menggenggam sumpit terarah semakin mendekat. Ia terus berdoa didalam hati semoga gurita yang masih bergerak-gerak itu tidak akan hidup dan beranak pinak didalam perutnya.

Suzy tersenyum senang saat suapan pertamanya sukses mendarat didalam mulut Myungsoo yang tengah menahan mualnya. Demi apapun itu, Myungsoo benar-benar menggeram kesal saat gurita itu bergerak-gerak didalam mulutnya.

“apa yang kau lakukan. Kunyah Kim Myungsoo.” desak Suzy dan tengah membulatkan matanya galak melihat suaminya yang tengah menahan geli sekaligus mual dengan wajah memerah padam. Ia kembali tersenyum puas saat namja itu mengunyah perlahan dengan jijik gurita didalam mulutnya dan sepertinya Myungsoo masih belum berniat menelan hidup-hidup hewan tak berdosa itu. dengan sekali gerakan Suzy menyapit hidung mancung suaminya hingga namja tampan itu kesulitan bernafas karena didalam mulutnya masih ada yang menghuni. Hingga ia benar-benar tidak sanggup lagi dan menelan gurita itu dengan terpaksa jika tidak ingin dirinya mati kehabisan nafas.

Suzy melebarkan senyumannya kemudian melepaskan jemarinya dari hidung mancung suaminya dan melanjutkan kegiatannya menyantap gurita yang menggiurkan dimatanya tanpa bersuara lagi. Karena ia tau suaminya sedang menahan kesal padanya.

(oke ini moment MyungZy di IY2 episode 26 yang sedikit author pakai)

@Kim’s House 24.00 KST

Myungsoo melangkah dengan lesu kearah kamar tamu, rambut hitamnya sedikit acak-acakan dan matanya yang masih enggan terbuka karena ia benar-benar masih sangat menikmati alam mimpinya saat Suzy menggoyang-goyangkan tubuhnya dan mengusirnya dengan wajah sepolos mungkin.

Apa.? Kim Myungsoo diusir istrinya sendiri.? Ini memalukan.!

Myungsoo mendengus sebal pada beberapa pelayan rumah tangga yang masih memiliki pekerjaan bahkan hampir tengah malam begini tengah berbisik sambil menahan tawa mereka yang sejujurnya sangat ingin mereka ledakkan.

“apa yang kalian lihat.! Teruskan pekerjaan kalian.!” Bentak Myungsoo dengan kesal dan tajam, bentakan yang sontak menghentikan kegiatan bergosip para pelayan rumah tangganya.

Sejujurnya ia sangat memaklumi jika para pelayan itu menertawainya. Siapa yang tidak akan tertawa, saat seorang namja dengan kaos hitam yang melekat dengan pas menutupi tubuh tegapnya dan celana jeans selututnya memeluk sebuah bantal, berjalan dengan mata mengantuk, rambut acak-acakan, wajah kesal dan bibir yang terus menggerutu karena waktu tidurnya terganggu. Benar-benar namja menyedihkan.

Myungsoo memasuki kamar tamu yang jarang terpakai ini dan terus berjalan masuk tanpa mempedulikan keadaan kamar yang gelap gulita. Ia terus berjalan karena letak ranjang dikamar ini tidak berbeda jauh dengan kamarnya. Dengan masih mengantuk ia meletakkan bantal yang dipeluknya tadi kemudian menjatuhkan kepalanya untuk melanjutkan aksi tidurnya.

Beberapa menit berlalu. Myungsoo merasakan sesuatu bergerak-gerak disebelahnya dan ia yang terus bertanya-tanya –apa yang terus bergerak disamping sana-. Belum sempat ia berfikir dan menjawab pertanyaan yang sempat muncul.

PLUK.

“AAAARRRRRGGGGHHHHTTTTT.!!!!” Myungsoo menjerit sejadi-jadinya –saat sebuah tangan melingkari pinggangnya- dan berlari mencari saklar lampu kamar tamu itu dan menghidupkannya.

Ceklek. Lampu menyala terang dan diranjang sana, sesosok namja yang berwajah sama dengannya tengah terduduk dan tampak mengucek-ngucek kedua mata sipitnya saat sinar lampu itu menerjang retina matanya. Berbeda dengan Myungsoo, rasa kantuknya telah menghilang menguap karena rasa kaget bercampur ngeri.

“hyung.!” Tegurnya dengan wajah kesal.

“Myung ah.! Apa yang kau lakukan.?” Tanya Sunggyu dengan suara parau dan ia masih menyipit-nyipitkan matanya –yang memang sipit- untuk menyadari sosok adiknya berdiri didekat saklar lampu.

“hyung. Aku yang bertanya padamu. kenapa kau bisa disini.?” Tanya Myungsoo masih dengan mode terkejutnya.

“solma- astaga. Apa karena jiyeon noona.?” Tanya Myungsoo tiba-tiba. Apakah Sunggyu bernasib sama sepertinya, diusir istri mereka yang tengah hamil saat sedang mengantuk begini.?

Sunggyu menganggukkan kepalanya pelan dan kemudian menguap lebar –pertanda ia masih benar-benar mengantuk-.

“ya.! Apa yang kau lakukan.! Matikan lampunya.!” Sungut Sunggyu yang telah kembali menjatuhkan kepalanya. Myungsoo menurut dan mematikan lampu hingga ruangan itu kembali gelap seketika. Ia mendekati ranjang dan kemudian berbaring disebelah hyungnya.

“hyung.” Panggilnya pelan.

“wae.?” Tanya Sunggyu dengan suara yang masih parau.

“apakah kau sering seperti ini.? diusir jiyeon noona tengah malam seperti ini.?” tanya Myungsoo dengan raut wajah penasaran yang tidak akan terlihat karena keadaan kamar benar-benar gelap.

“eoh.” Jawab Sunggyu singkat. Ia tidak perlu bertanya lagi mengapa adiknya berada disini. Bukankah Suzy juga sedang hamil dan sepertinya Suzy memiliki kebiasaan buruk yang sama dengan istrinya.

“ini belum seberapa Myung. Wanita hamil itu benar-benar lucu namun sedikit menyebalkan. Kau tidak akan mampu menolak permintaan tak masuk akal yang mereka ajukan. Kau tidak akan sampai hati untuk menolaknya. Karena mereka seperti itu bukan keinginan mereka Myung. Lagipula kita hanya bisa menunggu aegy itu lahir tanpa harus merasakan apa yang mereka rasakan. Kau harus bersabar sampai aegy itu lahir dan semua kejadian-kejadian menyebalkan ini akan berakhir. Aku benar-benar menikmati posisi sebagai calon ayah ini. walaupun sedikit menyebalkan namun siapa yang menyangka namja seperti ku bahkan sepetimu, tidak dapat menolak permintaan dari calon manusia yang tidak dapat kita lihat itu.” jelas Sunggyu seraya tersenyum manis.

“sampai saat itu tiba kau harus bersabar menjaga istrimu, semua permintaan menyebalkan yang ia ajukan karena aegy itu juga. mereka lebih sensitif dan mudah menangis jika kau tidak menuruti kemauannya. Terlebih mereka menjadi lebih manja dari biasanya Myung. Mereka selalu ingin mendapatkan perhatian lebih dari ayah aegy nya. Itu hal yang wajar. Seperti aku dan kau yang diusir sepeti ini. jika bukan istri kita sedang hamil dan menginginkan hal ini aku menjamin kau pasti akan sangat marah karena waktu tidur mu terganggu bahkan kau diusir. Hanya calon manusia tak berdosa itu yang bisa membuat seorang seperti ku dan dirimu terusir. Tapi kau akan mendapatkan bayaran yang setimpal dengan kelahirannya nanti Myung.” Lanjut Sunggyu yang tengah menatapi langit-langit kamar yang sejujurnya sangat gelap. Disebelahnya Myungsoo tidak berusaha menyahut nasihat dari Sunggyu, ia menyunggingkan sebuah senyuman nan manis saat menyadari kebenaran dari semua kalimat hyungnya.

oppa. Aku tidak ingin kau tidur disini.” Satu kalimat dari Suzy yang sempat membuatnya kesal tadi kini terdengar begitu manis saat suara itu terngiang kembali dalam relung kepalanya. Suzy bahkan hanya memanggilnya oppa dengan manja jika ia sedang memiliki permintaan yang sedikit aneh.

Sunggyu benar. Siapa yang berani meminta dan mengusir seorang dengan sikap sekeras dirinya jika tidak ingin langsung mendapatkan semprotan kemarahan darinya. Namun ia melakukan semuanya demi aegy dan istrinya. Hari ini kandungan istrinya baru memasuki minggu kelima dan ia hampir kehilangan batas kesabarannya karena merasa tidurnya terganggu. Benar yang dikatakan Sunggyu, Suzy melakukan semua ini bukan karena keinginannya. Ia tidak turut merasakan apa yang istrinya alami, ia hanya bisa menunggu aegy itu terlahir dan selama itu pula ia harus menjadi seorang suami yang siaga dan memberikan perhatian lebih terhadap istrinya.

Permintaan menyebalkan namun ia tidak sanggup menolaknya. Beberapa hari yang lalu Suzy telah berhasil memasukkan potongan gurita yang masih bergerak kedalam mulutnya dan membuatnya menelan hewan itu mentah-mentah. Jika bukan karena aegy itu ia benar-benar berani bertaruh ia tidak akan menyentuh makanan yang masuk dalam daftar blacklistnya. Ia akan terus menikmati posisi sebagai calon ayah dan terus menuruti permintaan istrinya, semenyebalkan apapun permintaan itu. hal ini juga terjadi karena ulahnya.

@Gangnam Resto 20.00 KST

“Suzy ya. Kau harus makan.” Tegur Myungsoo saat yeoja itu terus memutar-mutar spaghetti yang berada dipiringnya dengan sendok garpunya tanpa berniat menyuapkan kedalam mulutnya.

“Myung ah. Aku benar-benar tidak ingin makan.” Rengek Suzy kemudian menghempaskan sendok garpunya hingga bunyi dentingan keras terdengar. Myungsoo kembali membuang nafasnya dengan kasar.

Suzy terus mengeluh mual dari pagi. Belum ada pasokan makanan yang berhasil masuk kedalam lambung istrinya sejak pagi tadi. setengah jam yang lalu Suzy merengek ingin makan spaghetti dan dengan senang hati Myungsoo menurutinya. Ia begitu senang karena akhirnya Suzy mau makan walaupun hanya sebatas mie. Tapi setidaknya itu lebih baik jika dibandingkan satu hari tanpa asupan makanan apapun. Bahkan segelas susu yang Myungsoo buatkan tadi pagi juga terpaksa keluar kembali.

Mereka kini tengah berada disalah satu restoran yang terletak dikawasan gangnam. Sementara diluar sana hiruk pikuk lalu lintas dimusim gugur masih sangat padat. Suzy hanya terus mempermainkan spaghetti didalam piringnya tanpa berniat memasukkan sesuap pun kedalam mulutnya. Myungsoo meraih piring Suzy kemudian menyodorkan satu suapan didepan bibir Suzy yang masih terkatup rapat. Yeoja cantik itu menggeleng keras.

“Suzy ya. Satu suapan ne. Hanya satu. Kau harus memikirkannya juga. kau tidak kasihan padanya.” bujuk Myungsoo yang masih terus berupaya agar suapannya diterima Suzy. sepertinya Suzy benar-benar luluh akan kata-katanya, perlahan bibir tu terbuka dan Myungsoo tersenyum senang kemudian memasukkan suapan pertamanya perlahan. Suzy mengunyah pelan kemudian memutar bola matanya.

“aigoo. Sepertinya dia benar-benar menyukaimu Myung. Aku bahkan tidak merasakan mual lagi.” Lapor Suzy dengan senyum terkembang.

“geure.? jadi kau harus habiskan ini. ah anak appa benar-benar pintar.” Seru Myungsoo kemudian mengacak gemas poni istrinya yang mengangguk patuh. Ia kembali menyodorkan suapan keduanya hingga isi piring itu tersisa separuh saat Suzy menyatakan untuk berhenti. Myungsoo kembali tersenyum senang. Setidaknya separuh isi piring telah berhasil berpindah menuju lambung istrinya.

Ponsel hitamnya tiba-tiba berdering.

Jung Eunji

Myungsoo dengan cepat menggeser layar hijau dan menempelkan ponselnya ketelinga setelah memberi kode pada Suzy untuk tenang selama ia menerima panggilan.

“eoh Eunji ya. Waegeure.?”

Myung. Apa kau sedang bersama Sungyeol.? Ponselnya tidak aktif.” Sahut suara dari seberang sana.

“aku bahkan belum bertemu satu hari ini dengannya Eunji ya. Aku tidak kekantor karena istriku sedang tidak enak badan.”

ah begitu. Kudengar istrimu sedang hamil. Chukae ne. Myung. Apakah kabar pemindahan tugas ku ke Seoul lagi itu benar.?

“geure. apa Sungyeol mengabarkannya padamu. aku akan menarikmu kembali ke Seoul. Apa kau tidak kasihan melihat Sungyeol benar-benar tersiksa tanpamu.?”

hahaha. ne ne ne. Arra. kututup dulu ne.

Phip. Myungsoo meletakkan ponselnya kemudian tersenyum menatap Suzy yang tengah memicing curiga kearahnya.

“wae.? Dia yeojachinggu Sungyeol. Jangan berfikiran yang macam-macam. Aegy ku akan marah jika kau terus-terusan menaruh curiga pada appa nya.” Tegur Myungsoo lagi, Suzy mencibir pelan.

“apakah Sungyeol menduakan Naeun.?” Tanya Suzy dengan mata memicing.

“ani. Sungyeol dan Eunji sudah berkencan sejak tiga tahun yang lalu. Aku hanya memerintahkannya mendekati Naeun untuk menyelidiki sesuatu saja. Tidak lebih. Dan sekarang tugas Sungyeol telah berakhir, jadi aku mengembalikan kekasihnya yang sempat kumutasikan ke Busan untuk beberapa saat selama Sungyeol mendekati Naeun.” Terang Myungsoo sembari menggenggam lembut jemari mungil Suzy.

“jadi dia tidak benar-benar berkencan dengan Naeun dan itu semua hanya tipu muslihatmu.?” Tanya Suzy dengan nada tak suka.

“Suzy ya. Aku melakukan semua itu karena mu juga.” jelas Myungsoo lagi, Suzy kemudian mengangguk pelan. Ia tidak ingin ambil pusing dengan segala rencana yang disusun Myungsoo, kepalanya akan menjerit kesakitan jika ia ikut memikirkan hal yang sangat rumit itu. ponsel Myungsoo kembali berdering.

Lee Sungyeol.

Myungsoo kembali menggeser layar hijau dengan cepat kemudian menempelkan ponselnya. Namja ini, beberapa menit yang lalu Eunji berkata bahwa nomor Sungyeol tidak aktif.

“Yeol ah. Jung Eun-“

kau dimana.? Cepat kemari. Kim ahjussi sedang kritis Myung.”

“MWORAGO.?” Teriak Myungsoo dengan mata membulat kaget. Bahkan Suzy yang berada disebelahnya tampak mengusap dada nya ketika suaminya memekik keras.

“arra. arra. Aku akan segera kesana.”

“Suzy ya. Ayo kerumah sakit. appa sedang kritis.” Myungsoo menarik jemari istrinya dengan cepat setelah meletakkan beberapa lembar uang diatas meja. Ia melakukan semuanya dengan cepat tanpa menunggu jawaban Suzy.

@Seoul Hospital 21.00 KST

Myungsoo mendudukkan tubuhnya dengan lemah setelah mendengar penjelasan dari Sungyeol. Ayahnya tiba-tiba tak sadarkan diri selama berada dirumah Sungyeol, namja paruh baya itu sedang asik membincangkan bisnis dengan ayah Sungyeol saat ia mengerang kesakitan hingga akhirnya tidak sadarkan diri dan dilarikan kerumah sakit.

Myungsoo menatap kosong dinding dihadapannya. kanker otak stadium akhir.

Ia cukup tau jenis penyakit itu. namja paruh baya itu… ia terus menolak saran dokter Park untuk melakukan kemotheraphy dan lebih memilih menelan pil penghilang rasa sakit. bahkan ia mencegah dokter park untuk memberitahu keluarganya.

Bahkan baru beberapa bulan terakhir ia mencoba mengakrabkan diri setelah bertahun-tahun mengacuhkan ayahnya. Setelah belasan tahun ia berusaha mengacuhkan ayahnya dan ia merasakan pelukan hangat itu kembali saat ia tengah menangis.

Masih banyak kata-kata yang ingin ia sampaikan pada ayahnya, kata-kata yang selalu ia susun sedarikecil namun ia tidak pernah berani untuk mengatakannya. Setiap kali ia mencoba setiap kali itu pula ia teringat rasa sakit tamparan tangan ayahnya dipipinya. Apa yang harus ia katakan lagi. Ayahnya sedang terbaring koma dengan selang-selang yang membelit tubuhnya dan alat-alat yang terus berbunyi untuk memantau keadaan jantungnya.

Namja itu yang telah mengajarkan banyak hal padanya saat ia masih kecil. Bagaimana menjadi seorang namja yang tidak mudah menangis. namja itu juga yang telah mengajarkannya cara memancing. Namja itu yang telah mengajarkannya cara mengayuh sepeda tanpa roda bantu. Namja itu yang selalu memeluk hangat dirinya dalam tidur lelapnya. Namja itu yang selalu membacakan cerita dongeng padanya sebelum ia tertidur lelap. Namja itu yang selalu ia banggakan pada teman-teman disekolahnya saat ia masih kecil dulu. Namja itu yang selalu menyempatkan diri menjemputnya ditaman kanak-kanak disela-sela jadwal kesibukannya. Namja itu juga yang senantiasa dengan sabar membalut luka dilututnya karena terjatuh. Namja itu yang selalu membelikan mainan terbaru untuknya ketika ia merengek. Namja itu juga yang selalu membelanya jika ia sedang bertengkar dengan Sunggyu. Namja itu yang akan selalu menghiburnya ketika ia menangis dan kemudian menggendongnya. Namja itu yang selalu mengusap airmatanya jika ia sedang menangis. ia begitu merindukan masa-masa kecilnya bersama namja yang terus ia acuhkan selama ini. merindukan semua yang ada didalam diri ayahnya.

Kini… Apakah ayahnya akan mendengarnya jika ia mengatakan bahwa ia mencintai namja itu, benar-benar mencintai dan merindukannya. Merindukan pelukan serta usapan kecil yang menenangkan dirambutnya kembali. atau sekedar pujian yang selalu ingin ia dengar dari ayahnya yang harus bangga padanya. bangga karena ia telah tumbuh menjadi dewasa dan memiliki tinggi yang mampu mengalahkan ayahnya bahkan hyungnya.

Apakah ayahnya akan mendengarnya. Mendengar kata maaf yang mungkin tidak akan mampu membayar semua perlakuan buruknya pada namja itu karena terus mengacuhkan dan menganggap kehadiran namja tua itu seolah ayahnya memang tidak ada dan tidak nyata. Apakah kata maaf yang ia rangkai sepanjang apapun akan menghapus dosanya karena selama ini menjadi anak yang begitu kurang ajar dan terus membangkang semua perkataan ayahnya.

Masih banyak yang ingin ia bagi dengan ayahnya. Ia ingin berbagi Betapa bahagianya ia karena telah lulus dari sekolah menengah atas. Ia bahkan lulus dengan nilai tertinggi disekolahnya. Apakah ayahnya akan menerima jika ia menginginkan namja itu menjadi wali dan menghadiri acara penghargaan dihari kelulusannya. Ingin ayahnya berdiri disampingnya dengan bangga. Namun lagi dan lagi sisi traumanya menentang keras kehadiran ayahnya.

Apakah ayahnya akan mendengarnya saat ia begitu ingin meneguk minuman keras untuk pertama kalinya dengan ayahnya saat ia genap berusia tujuh belas tahun. Betapa bahagianya ia karena lulus masuk perguruan tinggi dengan nilai yang sangat memuaskan. Betapa bahagianya ia karena lulus dengan nilai terbaik diuniversitasnya. Ia hanya ingin ayahnya bangga padanya.

Apakah ayahnya akan mendengarnya saat ia juga begitu bahagia ketika menjabat sebagai direktur utama diperusahaan appanya dan memenangkan tender proyek besar pertamanya dengan hasil kerja kerasnya sendiri. Betapa ia sangat bangga pada ayahnya karena menjadi seorang pebisnis yang sangat disegani oleh segala kalangan. Hingga ia bertekat untuk terus menjadikan ayahnya seorang yang akan selalu ia contoh untuk terus mempertahankan perusahaan milik keluarganya.

Apakah ayahnya akan mendengar pernyataan tulusnya bahwa ia menjadikan namja yang kini terbaring tak berdaya itu sebagai panutan hidupnya yang terus memotivasinya untuk terus berprestasi dan tidak mengecewakan kedua orangtuanya selama ini. apakah ayahnya akan mendengarnya saat ia begitu bahagia ketika ia telah resmi menikahi yeoja kecil yang selama ini selalu bersemayam dihatinya dan berhasil mempersunting gadis kecilnya.

Apakah ayahnya akan mendengarnya saat ia telah resmi menjadi seorang suami dan memiliki istri yang akan selalu menemaninya hingga akhir hayatnya. Apakah ayahnya akan mendengarnya saat ia begitu bahagia ketika janin kecil itu tumbuh dan hadir didalam rahim istrinya. Apakah ayahnya akan mendengar pernyataan anak pembangkang seperti dirinya bahwa ia begitu bahagia akan menjadi seorang ayah dan menghadirkan seorang malaikat kecil didalam keluarganya.

Ia masih ingin bertanya banyak hal pada namja itu. apakah seperti ini rasanya memiliki seorang istri. Apakah seperti ini rasanya ketika kehadiran janin yang bahkan belum dapat ia rasakan itu tumbuh dan hampir meledakkan jantungnya karena ia begitu bahagia saat malaikat kecil itu akan hadir. Apakah seperti ini rasanya menjadi calon ayah yang harus terus bersabar menjaga istrinya saat sang istri tengah hamil. Apakah seperti ini rasanya saat tengah malam ia harus melawan rasa kantuknya karena istrinya yang tiba-tiba membangunkannya dengan segala permintaan yang tergolong aneh. Apakah seperti ini rasanya menjadi calon ayah yang tidak akan sanggup menolak permintaan calon bayi yang bahkan belum dapat ia lihat.

Apakah semua kata maafnya cukup untuk menukar semua perlakuan buruknya pada namja paruh baya yang tengah berjuang untuk tetap hidup itu. apakah semua kata cinta yang ia rangkai cukup untuk membuat namja paruh baya itu kembali sehat seperti sedia kala. Apakah kata rindu itu cukup untuk membuat ayahnya terus menatapnya dan juga merindukannya.

Apakah belum terlambat jika ia ingin mengucapkan kata maaf yang begitu dalam karena selama ini ia terus mengacuhkan keberadaan namja itu, terus mengabaikan semua sapaan-sapaan yang sejujurnya sangat ingin ia balas. Apakah belum terlambat untuk mengucapkan kata maaf yang begitu dalam. Apakah ayahnya akan memaafkan anak seperti dirinya.? Bahkan ia sendiri merasa tidak pantas untuk dimaafkan. Apakah ayahnya akan mendengarnya jika ia mengatakan dengan sejujurnya betapa ia sangat terluka karena terus mengacuhkan ayahnya selama ini.

Apakah sangat keterlaluan jika ia hanya menginginkan ayahnya terus berada disampingnya. Ia begitu ingin namja itu bangga padanya sebagai calon ayah. Ia begitu ingin namja itu menatap wajah malaikat kecilnya yang baru berumur beberapa minggu. ia begitu ingin namja itu menggendong cucu kecilnya dan menggenggam jemari rapuh malaikat kecilnya. Apakah semuanya telah terlambat untuknya.?

“appa. Irreonna. Jebbal. Jangan meninggalkanku sendiri dalam masalah ini. aku masih ingin meminta pendapatmu. Masih ingin mengatakan bahwa aku mencintaimu. Aku merindukanmu. Merindukan usapan jemari tanganmu yang menenangkan. Merindukan pelukan hangatmu. Appa. Apa kau tidak ingin menatap kehadiran malaikat kecilku terlebih dahulu.? Bahkan dia masih sangat kecil appa. Apakah appa tidak ingin menatap wajah mungilnya dan mengenggam jemari rapuhnya. Apakah appa akan bahagia menjadi seorang kakek.? Jadi kumohon kau harus bertahan. Kau harus menatap wajah malaikat kecilku appa. Kau harus menggendongnya dalam pelukanmu. Kau harus menemaninya bermain dan merasakan perasaan bahagia ketika dia memanggilmu harrabeojji. aku tau semua kata maaf ku tidak akan cukup untuk menutup semua dosa yang kuperbuat karena terus mengacuhkan mu, melawan semua perkataanmu. Tapi aku benar-benar mencintaimu appa. Aku bangga padamu. jebbal. Kau harus bangun appa. Jebbal.”

Entah mengapa ia teringat kejadian yang sama 14 tahun silam, dimana seorang namja kecil tengah meringkuk kedinginan menanti didepan ruang ICU. Rasa mencekam yang sama kembali ia rasakan. Udara mencekam dimusim gugur.

_TBC_

Next Preview on Chapter 14

“hey. Kau terus menangis. kau tidak malu pada aegy mu sayang.”
“MWORAGO.? KONFERENSI PERS.?”
“aku tau semuanya dari Shena eonni. Ayahku masuk penjara karena menculikmu bukan.”
“tidak ada yang bisa kita lakukan Myung. Keputusan dewan direksi sudah bulat untuk memberikannya kesempatan yang sama di Kim Coorporation.”
“eomma. Mereka datang untuk menjenguk appa. Jangan terus seperti ini eomma.”
“Suzy ya. Berjanjilah padaku. Jangan pergi kemanapun. Tetap didalam rumah ne. Keadaan sedang tidak baik saat ini. selama aku pergi kau harus terus dirumah. Tidak ada kekantor atau kemanapun. Kau harus dengar aku sekali ini ne.”
“HHMMPPPTT.!!”
———————————-

NB : 13 Maret 2016
HAPPY 25th LDAY untuk semua eLement dan INSPIRIT diseluruh dunia.

Sebagai INSPIRIT dan sebagai eLement Author bangga punya BIAS Seperfect L. Sesempurna Kim Myungsoo. hanya dengan nontonin semua video moment, konser, live show atau variety show INFINITE Terutama Myungsoo bisa ngubah mood AUTHOR dari bad jadi Good.!! 😀
selalu jadi bintang yang bersinar terang dilangit L oppa. Jangan pernah mencoba untuk jadi bintang jatuh lagi. Remember that you are INFINITE.! Mencapai titik seterang ini bukan suatu hal yang mudah oppa.
I will always support you oppa.! Always be cheerful and have good moment and luck day by day.! HAPPY BIRTHSDAY OPPA.! stay healthy oppa.!! ^.^

DAAAANNN Masih ada kesempatan untuk bersama Bae Sooji. 😀 #senyumevilalasuzy

::::::::::::::::::::::::::

For My Readers.
Noh siapa yang nangis hayo.?? 😀 author bakal tetep PW FF ini tapi nanti. Karena author udah hafal banget readers mana yang selalu komen dari chapter 1 sampe ke 13 ini. bener-bener author HAFALIN.!!

Star13. Author terharu deh sama komen kamu. Beneran. 😥
buat yang minta bayi kembar. Hahaha. nanti author fikirin dulu ya. #authorkedipkedipmatajuga. 😀
Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca. Terimakasih yang udah ninggalin komentar baik itu kritik maupun saran. Terimakasih sudah menghargai karya author. Salam sayang dari author.
See you on chapter 14 readers sayang.!

81 responses to “Together [13/?]

  1. Teaser untuk part selanjutnya benar” membuat penasaran.
    Apakah di part selanjutnya suzy akan diculik lagi oleh pihak joonguk?

  2. Pasti pamannya namu punya banyak rencana buat bales dendam sama myungsoo n suzy
    Appa nya myungsoo lagi sakit , makin jadi deh mereka mau ngancurin keluarganya

  3. setelah sekian lama nunggu waktu luang buat baca nih ff, akhirnya kesampean jg..
    Oh my! Konfliknya makin menjadi kayaknya…
    Ohhh… Jd yg ngirim tuh amplop bukan naeun tp yoon shena.. Ntuh nappeun yeoja masih jg ya gk tobat2, lu mau nabung dosa berapa mvok.. Dasar kamvreet lu, masih aja ngarepin myungsoo… Myungsoo terlalu letoy ngadepin yoon shena, elu mah lembek bingit, tuh org harus dikerasin baru dia sadar kali..
    Akhirnya sunggyu udh tau kenapa adiknya bisa jd org kek gitu selama ini…
    Myungsoo sama suzy mau jd ortu nih.. Ikutan bahagia deh, semoga mereka makin langgeng deh.. Kasihan klo makin banyak konflik..
    Aigooo… Apa lagi yg direncanakan sama joonguk sih? Otak elu bener2 picik dan jahat binggo…
    Aigoo… Apa yg terjadi sama babehnye myungsoo, kangker otak stadium akhir… Semoga babehnya cepet sembuh deh..

  4. keknya shena bakalan kerja sama deh sama joonguk. 😕
    setelah ngeliat preview chapter berikutnya, keknya suzy diculik yaa 😞
    betewe siapa yang nyulik?
    jan bilang yang nyulik shena, shena disruh ama si joonguk.
    awwww padahal kan suzy lagi hamil, kan kasian aegy nya.

  5. bner aja appanya Myung sakit dan itu Woohyun knapa malah bgtubc, ga tau apa appanya sakit..
    Dan Myung perhatian bner ke Suzy, MyungZy udah bner2 saling melengkapi satu sama lain, aku harap ujian kali ini dapat mereka lewati bersama..

  6. Ya ampuuun myung berhasil … dia akan menjadi appa.
    Smg kehamilan suzy baik2 saja di tengah badai yg dihadapi keluarga itu.
    Joonguk bnr2 terjahat … dia pasti punya renc. Yg sgt licik n jahat. Bertahanlah myungzy

Tinggalkan komentar